Bima, Bimakini.- Program INOVASI Program Kerjasama Australia dan Indonesia di Kabupaten Bima akan menyasar 21 Sekolah Dasar dan 4 Madrasah Ibtidaiyah. Program Gerakan Masyarakat Gemar Literasi ini bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Taman Siswa Bima.
Sekolah tersebut ada di sembilan desa di tiga Kecamatan, yakni Sape, Monta dan Langgudu. Sekolah itu mengalami hambatan dalam pengembangan kemampuan literasi dasar.
25 sekolah tersebut sebelumnya diseleksi oleh Tim terpadu dari Bappeda, Dikbudpora, DPMD, Dinas Perpustakaan dan pegiat literasi Kabupaten Bima yang difasilitasi oleh Inovasi.
Koordinator Tim Gemar Literasi STKIP Taman Siswa, Dr Syarifudin, MPd memaparkan kegiatan Gemar Literasi yang berlangsung 12 bulan.
Sejumlah tahapan Rembuk Pendidikan Kabupaten Bima, telah dilakukan mulai dari eksplorasi, penentuan masalah prioritas dan identifikasi solusi.
“Mengacu pada hasil rembuk tersebut, terdapat kelompok anak yang mengalami kesulitan terberat dalam mengembangkan kecakapan dasar seperti literasi numerasi karakter di Kabupaten Bima,” katanya saat workshop program, Jumat (23/04) di Kantor Bappeda Kabupaten Bima.
Selain itu, terdapat delapan kelompok anak-anak yang alami kesulitan terberat dalam mengembangkan kecakapan dasar. Siswa tersebut tinggal di wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T), keluarga ekonomi rentan dan tidak tinggal bersama orang tua.
Disamping itu, adanya siswa berkebutuhan khusus yang masuk SD tanpa melalui pendidikan pra sekolah. Juga, faktor kurangnya dukungan keluarga dan masyarakat serta sering diajak orang tua dalam kegiatan ekonomi berladang dan mencari nafkah.
Fakta lain yang didapatkan, lanjut Dr Syarif, sekolah belum memberikan layanan optimal bagi siswa dengan hambatan terberat serta kebijakan belum sepenuhnya berpihak pada siswa dengan hambatan terberat. “Faktor lainnya yang turut berperan adalah peran masyarakat dan orang tua bagi siswa dengan hambatan terberat masih terbatas dan belum sesuai harapan,” terangnya.
Penentuan sasaran program sebanyak 21 SD dan 4 MI tersebut, mengacu pada kriteria desa miskin, daerah dengan kantong anak sebagai pekerja, daerah dengan orang tua bekerja sebagai petani/TKI yang meninggalkan anak serta daerah dengan jumlah peserta didik dan guru tinggi.
“Kita berharap, program literasi dasar yang inklusif ditingkat SD dan desa serta terjadinya proses penguatan kapasitas kelembagaan antara pemerintah dengan lembaga kependidikan dalam kerangka program literasi dapat terlaksana,” ujarnya.
Sebelumnya, Plt Kepala Bappeda Kabupaten Bima, H Fahrudin, MAp yang buka workshop tersebut ungkapkan, strategi pelaksanaan gerakan literasi mencakup program pengelolaan pendidikan, program pendidikan dan tenaga kependidikan serta program pembinaan kepustakaan.
“Strategi tersebut didukung fitur utama yang mencakup literasi berkarakter, pendekatan inklusif untuk anak-anak yang alami kesulitan terberat dan perkuat kepemilikan desa terhadap sekolah sebagai satu kesatuan masyarakat serta ketersediaan data spesifik dari sekolah, desa dan kabupaten. Disamping elemen tersebut, terdapat fitur lanjutan dimana semua anak SD dan MI di Kabupaten Bima memiliki keterampilan literasi dasar yang berkarakter,” pungkasnya. ILY
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.