Bima, Bimakini.- Banyaknya area tadah hujan di Kota Bima dan Kabupaten Bima mendapat perhatian serius dari Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak M.Sc. Saat melakukan kunjungan kerjanya di Bima, Senin (26/4/2021), Pangdam menyampaikan niatnya ingin menyulap Bima menjadi daerah bebas tadah hujan.
“Meskipun saya baru menjabat lima bulan, tapi kita mau buat terobosan. Dengan adanya pompa hidrom ini, tidak ada lagi lahan tadah hujan,” ujarnya saat menyampaikan sambutan di Makodim 1608/Bima.
Terlebih katanya, niatnya ini sudah mendapat lampu hijau dari pemimpin di Kota dan Kabupaten Bima yang bertekad untuk memajukan daerah dengan bebas kekurangan air bersih serta tadah hujan.
Rencana program ini bebernya, dapat dinikmati oleh semua kalangan, terlebih pada desa-desa terpencil ataupun kelurahan yang nantinya selalu dapat dilalui air bersih.
“Pompanya ini murah saja. Yang mahal itu hanya pipanya. Tapi bisa disiasati,” tukasnya dengan semangat dihadapan Walikota Bima dan Wakil Bupati Bima yang hadir dalam proses penyerahan aset Pemkot dan Pemkab Bima.
Ia mengaku tidak perlu mengeluarkan kocek banyak dalam proyek ini, melainkan sekitar Rp 100 juta saja. “Dengan 100 juta sudah jadi,” yakinnya kembali.
Ia berharap peran penting para Babinsa dan Bhabinkamtibmas bisa semaksimal mungkin mengawal hingga nantinya berjalan sukses. Dan ia meyakini di jaman modern terkini, fungsi pompa hidrom ini akan berguna dengan baik di masyarakat.
Pun jika nantinya terobosannya akan sukses maka diyakininya, para petani bebas untuk menanam tanpa menunggu musim hujan tiba. “Dan pelakunya adalah anda (Babinsa/Bhabinkamtibmas, Red). Jadi tidak ada kata tadah hujan dan ini bisa bertani tanpa menunggu musim,” tegasnya.
Untuk itu Pangdam mengingatkan jajarannya untuk menghadirkan program yang mampu mendorong perekonomian daerah dalam jangka panjang. “Saya yakin peluang di sini sangat luar biasa. Saya yakin anda semua bisa,” tegasnya kembali.
Ia optimis jika proyek ini berjalan baik, akan cukup banyak manfaat untuk kepentingan orang banyak. Mulai dari sektor pertanian, perikanan, peternakan maupun potensi alam lain. Harapannya juga, program yang dikembangkan tidak menjadi rutinitas, tetapi harus berkelanjutan bahkan terus berkembang tiap tahunnya.
Karena selain bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh prajurit katanya, program tersebut akan dinikmati masyarakat luas. “Saya tidak senang proyek seperti ini (jangka pendek). Proyek itu 10-20 tahun berjalan terus dan setiap tahun harus bertambah,” pungkasnya. KR
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.