ilustrasi
Kota Bima, Bimakini.- Krisis air bersih berkepanjangan dialami masyarakat Kota Bima belum juga dapat dituntaskan. Setiap tahun warga mengeluhkan kebutuhan air bersih.
Di Kota Bima sendiri ada beberapa sumber mata air yang bisa dimanfaatkan dan dimaksimal lagi untuk pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat terdampak krisis air. Termasuk memaksimalkan sumber air sudah ada, Nungga, Lelamase, Dodu dan Oi Si’I serta beberapa titik lokasi sumur bor dalam.
Seorang sumber kepada Bimakini.com mengaku sudah puluhan tahun berkecimpung dalam dunia infrastruktur jaringan air bersih. Bahwa ada solusi bisa yang dilakukan antara dua pemerintah daerah, Kota dan Kabupaten Bima.
Untuk sumber air baku khusus di wilayah Kota Bima sudah tersedia, tinggal bagaimana memaksimalkan pemanfaatannya. Tisak maksimalnya penyaluran air dari sumber mata air karena kerusakan terjadi pada sistem jaringan induk.
Menurutnya, sumber mata air baku tersedia saat ini, dari air gravitasi di Nungga, Lelamase, Dodu, Oi S’i dan sejumlah sumur bor dalam. Jika dibenahi dapat mengatasi krisis air bersih bagi masyarakat.
Data yang dimiliki sumber Bimakini.com, untuk Sumber air gravitasi Kelurahan Nungga dengan debit air 50 liter per detik. Bisa melayani dan memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di wilayah Kelurahan Tanjung, Paruga dan Melayu sekitarnya. Hanya saja karena sistem jaringan induk dari sumber air rusak maka penyaluran air tak maksimal.
Kata dia, untuk 1 liter perdetik saja debit air mampu melayani sampai 90 Kepala- Keluarga, sementara Nungga bisa hasilnya 50 liter perdetik.
Kemudian untuk melayani wilayah Raba sekitarnya bisa di akses dari sumber mata air grafitasi yang sudah ada di kelurahan Lelamase, hanya saja memang hingga saat ini belum diserahkan pengelolaannya secara penuh.
Kemudian untuk pemenuhan air masyarakat kecamatan Rasanae Timur, Kodo, Oimbo dan Kumbe bisa di akses dari sumber mata air sudah dibangun di Kelurahan Dodu. Pun sama belum sepenuhnya dapat termanfaatkan dengan maksimal.
Sementara untuk sumber air sumur dalam sudah ada di Sadia, Kantor Camat Mpunda bisa memenuhi kebutuhan air BTN Sambinae sekitarnya, sementara bor sumur dalam Kelurahan Penaraga bisa memenuhi kebutuhan air Kelurahan Penanae sekitarnya.
Hanya saja memang untuk sumber air bor dalam sedikit menelan biaya operasional besar, karena menggunakan pompa listrik.
Menurut BS, inisial sumber, dengan baiknya seluruh sistem jaringan yang ada, maka ketersediaan air bersih disalurkan pada masyarakat selama ini alami krisis air bersih setidaknya dapat terpenuhi.
“Contoh untuk wilayah Rasanae Barat, kalau sistem utama jaringan dari sumber air Nungga diperbaiki maka suplai air dialirkan ke pemukiman terpenuhi,” ujarnya.
Apalagi kata BS, untuk sistem jaringan perpipaan di kota Bima yang masuk pemukiman telah disiapkan. Hanya memang tinggal jaringan utama perlu secepatnya di perhatikan.
Tetapi ada catatan memang menjadi dilema perlu adanya perhatian serius kedua pemerintah, selain perbaikan jaringan juga nasib karyawan PDAM menjadi ujung tombaknya. Bagaiamana cerita bisa bekerja maksimal, sementara sudah tiga tahun ratusan karyawan tak pernah digaji.
Sementara itu, Direktur PDAM Kabupaten Bima, masih dikonfirmasi. (BE06)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
