Bima, Bimakini.- Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menyikapi adanya seorang TKW asal Kabupaten Bima yang hilang kontak di Abu Dhabi.
Terkait hal itu, Komnas Perempuan turut keprihatinan mendalam atas kejadian dialami Asmah dan Asni, ini adalah duka bagi kita.
“Diketahui ada sekitar 9 juta PMI dan 60-70% berprofesi sebagai Pekerja Rumah Tangga,” ujar Komisioner Komnas Perempuan, Theresia Iswarini, Senin (28/06/21).
Theresia mengungkapan, secara umum gambaran kondisi PMI yang banyak diadukan adalah penyiksaan, perkosaan, terancam dirazia, ditangkap, deportasi, perbudakan, terancam hukuman mati, hak dasar yang tidak dipenuhi (gaji tidak tepat waktu, pekerjaan yang overload, kerja tanpa batas waktu yang jelas hingga tidak ada hak cuti). Selain itu masalah overstay (kelebihan waktu tinggal) di negara tempat bekerja, dan keinginan PMI untuk kembali ke tanah air sudah menjadi keluhan yang banyak diadukan.
“Sederet kasus tersebut menjadi problem yang harus disikapi bersama,” terangnya.
Sambungnya, kasus Asni yang saat ini mengalami guncangan jiwa, menurutnya penting bagi Pemda setempat untuk membantu korban. Asni yang sudah kembali dan mengalami goncangan jiwa seharusnya ditangani segera melalui Dinas Sosial setempat.
“Asni harus dibantu, terutama pihak Pemda setempat,” pintanya.
Dijelaskannya, proses reintegrasi sosial saat kepulangan seharusnya menjadi tanggungjawab pemerintah dengan berkoordinasi antar dinas.
“PMI adalah penyumbang devisa negara yang mencapai 70 trilyun per tahun sesuai dalam data BNP2TKI 2018,” ungkapnya. KAR
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.