Connect with us

Ketik yang Anda cari

CATATAN KHAS KMA

Selamat Jalan Aba Umar

H Rashid (kiri), Aba Umar, dan penulis.

SABTU pagi 19 Januari 2020, handphone (HP) saya bergetar. Saat itu saya sedang di Bukit Jatiwangi. Gowes pagi sebelum bergabung dengan Sahabat HMQ yang rutin olahraga pagi di sisi utara Kota Bima itu.

Karena sedang gowes, saya tidak menerima panggilan itu. Saya baru melihat hp istirahat di puncak tanjakan. Ternyata panggilan itu datang dari Aba Umar, sapaan akrab H Umar H Abubakar Husain, BA, mantan Wakil Wali Kota Bima pertama. Saya buru-buru menghubungi kembali. Ternyata Aba Umar ingin ke bukit. Saya pun menunggu. Aba Umar menyetir mobil Suzuki tua. Sendiri.

Di bukit, selain saya dan Sahabat HMQ, ada juga H Rashid Harman. Bos Apotek Prima Farma. Kami sempat foto-foto bertiga di bukit pagi itu.

Bagi saya, inilah pertemuan dengan beliau yang paling lama, paling berkualitas. Saya hitung tiga jam lamanya. Maka lahirlah tiga edisi Catatan Khas saya, yang dimuat pada Januari tahun lalu itu. Judulnya ini: Tiga Jam Bersama Aba Umar.

Aba Umar bagi saya adalah pribadi teladan, mantan aparatur yang mengayomi. Banyak ilmu yang bisa diperoleh dari tokoh ini. Sebagian kecil saya kupas dalam tiga edisi tulisan itu. Saya tidak akan mengulang.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Bukan hanya paling lama, paling berkualitas, tetapi juga itu pertemuan langsung yang terakhir. Karena setelah itu, kami hanya sesekali berinteraksi lewat pesan singkat WhatsApp. Pandemi ini membaut kami membatasi dan menjaga interaksi langsung.

Suatu waktu, Aba Umar menasihati saya, cara menanam di tanah bukit yang tandus. ‘’Mungkin durian sulit berkembang di bukit Jatiwangi, tetapi coba beri perlakuan khusus. Ditutup dengan paranet, sampai agak besar,’’ katanya.

Suatu waktu juga Aba Umar memberitahu saya tentang tips  menanam alpukat. ‘’Lebih bagus kalau yang ditanam bijinya. Supaya sejak tumbuh, sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan,’’ ujar Aba Umar.

Aba Umar bukan sekadar aparatur sipil negara yang menghabiskan waktu di ruangan kantor. Saat menjadi Camat Wawo, Aba Umar menggarap kebun di sisi utara kecamatan di puncak timur Kota Bima itu. Saya dan istri sempat ke situ. Kami didampingi H Nasir Ali, wartawan Bimeks di Wawo. Kami baru minta izin, setelah masuk kebun.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Kebunnya asri, ada air mengalir. Bahkan dibuatkan kolam ikan. Kota Bima indah sekali ditatap dari kebun ini. Tersedia teropong jika ingin melihat lebih jelas. Pelabuhan Bima juga sangat indah dilihat dari jauh. Kini, di kebun itu sudah banyak pohon buah. Setiap musim, sudah panen durian. Alpukat pun demikian. Saya pernah kebagian saat panen tahun lalu. Rasanya enak. Buahnya besar-besar, dibawa oleh H Rashid.

Saya baru merasakan puasnya makan alpukat ya dari Aba Umar itu. Tidak pakai gula pun, sudah nikmat. Tentu saja sangat bergizi.

Menurut Aba Umar, bukan hanya alpukat dan durian yang tumbuh di kebun itu. Apel pun pernah berbuah. Cuma karena cara penanganan yang kurang tepat, pohonnya tidak bisa bertahan. Mati!

Penjaga kebun mendapat berkah. Bukan hanya kebutuhan hidupnya yang bisa dipenuhi dari hasil kebun itu. Tetapi juga bisa menunaikan ibadah haji. Luar biasa!

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Aba Umar adalah tokoh sentral di balik lahirnya Kota Bima sebagai daerah otonomi baru. Pro kontra awal ide dan perjuangan hingga lahirnya Kota Bima, Aba Umar terlibat di langsung. Kepada saya, Aba Umar bercerita sangat runut. Maka ketika ada ide untuk menulis buku tentang kelahiran Kota Bima, sejumlah kawan meminta saya untuk merealisasikannya. Saya juga setuju.

‘’Mumpung aktor utamanya masih ada yang bisa kita wawancarai,’’ kata H Rashid kepada saya suatu waktu.

Soal ini pun, sudah disampaikan H Rashid kepada Aba Umar. Aba Umar juga setuju. Tetapi mintanya saya yang menulis dan wawancara. ‘’Bagus kalau Pak Khairudin yang yang menulis. Ingatannya sangat kuat,’’ kata H Rashid menirukan ucapana Aba Umar.

Itu sekitar tiga bulan lalu. Kini sudah terlambat. Aba Umar telah kembali menghadap Allah SWT, Sang Pemilik Kehidupan. Aba Umar meninggalkan kita semua, Sabtu sore kemarin. Usianya 73 tahun.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Selamat jalan Aba Umar. Semoga Allah SWT mengampuni segala salah dan khilaf. Semoga Allah SWT juga menerima dan melipatgandakan amal baik Aba Umar. Semoga Aba Umar ditempatkan dalam jannah bersama hamba-hambaNya yang shaleh. Aamiin… (khairudin m.ali)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

CATATAN KHAS KMA

Mampir di Hotel INI perjalanan hari empat bagian ke dua. Catatan perjalanan ini, memamg diturunkan berdasarkan hari perjalanan. Tetapi hari ke empat ini, ternyata...

CATATAN KHAS KMA

JUDUL webinar nasional ini, kesannya serem. Serem banget! Bisa jadi karena ini, ada yang enggan menjadi peserta. Terutama dari kalangan pemerintah. Kendati begitu, pesertanya...

Pendidikan

Sholat adalah sebagai wujud eksistensi hidup kita di dunia dalam menghambakan diri kepada Allah SWT. Hal itu disampaikan Kepala SMAN 3 Kota Bima saat...

CATATAN KHAS KMA

BEBERAPA hari ini, media ramai memberitakan penggunaan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pengganti kupon undian pada pawai Rimpu. Itu sederhana sekali. Alasan penyelenggara, untuk...

CATATAN KHAS KMA

  SAYA ini kadang iseng. Bertanya kepada orang lain tentang cita-cita masa kecil seseorang. Itu agak privasi. Bisa jadi juga, itu rahasia. Tidak pernah...