
Kapolres Bima Kota AKBP Haryo Tejo Wicaksono, S Ik
Kota Bima, Bimakini.- Meskipun angka penularan serta kasus meninggalnya pasien Covid-19 di Kota Bima kian hari kian bertambah, namun Pemerintah Kota (Pemkot) Bima bersama aparat gabungan TNI-Polri, yang menangani virus mematikan tersebut mengklaim masih Aman dan terkendali.
Pernyataan itu ditegaskan Kapolres Bima Kota AKBP Haryo Tejo Wicaksono S Ik, dihadapan para awal media beberapa waktu yang lalu. “Alhamdulillah, se jauh ini dan sampai sekarang perkembangan Covid-19 di Kota Bima masih aman dan bisa terkendali,” ujarnya.
Jikapun terjadi lonjakan dan turbulensi, pihaknya mengaku telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19. Salah satunya, menyiapkan sarana isolasi terpadu di Rusanawa dan Kompi Senapan A 742/SWY.
Hanya saja paparnya, tingkat penularan virus ini dinilai masih cukup terkendali, fasilitas tersebut belum dimanfaatkan. Dua sarana isolasi terpadu itu sengaja disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.
Kendati tingkat penularan cukup terkandali berkat penguatan patroli penerapan protokol kesehatan di ruang-ruang publik, sarana itu tetap dipersiapkan. Karena tidak menutup kemungkinan terjadi lonjakan kasus yang signifikan, apalagi setelah munculnya varian delta di Kota Bima.
Menurut Kapolres, kegagalan dalam penanganan banyak menimpa pasien isolasi mandiri. Disamping kurang mendapat edukasi, juga minim pengetahuan mereka soal cara meningkatkan imun tubuh.
Berangkat dari pengalaman itu, pihaknya telah melakukan rapat evaluasi bersama Satgas Covid-19. Karenanya, kedepan tim medis puskesmas bersama Babinsa dan Babinkamtibmas wajib melakukan pengontrolan, termasuk memenuhi kebutuhan pasien seperti vitamin, obat-obatan serta mengedukasi cara mandiri meningkatkan imun tubuh.
“Jadi dipantau secara berkala untuk mengecek perkembangan kesehatan pasien. Selain menyokong obat-obatan, juga kelengkapan prokes,” jelasnya.
Dalam masa PPKM Mikro level 3 di Kota Bima ini, Pemkot bersama aparat gabungan TNI-Polri terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan. Pun mendorong mereka proaktif mengikuti kegiatan vaksinasi, baik di puskesmas maupun rumah sakit.
Dari target minimal 80 persen, sejauh ini sudah tersentuh program vaksinasi sekitar 31 persen. Rendahnya capaian tersebut salah satunya akibat keterbatasan pasokan stok vaksin dari provinsi. “Tapi tetap nanti akan bertahap. Target minimal 80 persen dari total penduduk, sekarang sudah 31 persen lebih,” pungkasnya. IKR
