Kota Bima, Bimakini.- Mengantisipasi krisis air bersih memasuki musim kemarau, Pemerintah Kota (Pemkot) Bima melalui Badang Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima melakukan pemetaan wilayah terdampak. Pemetaan itu dilakukan untuk memudahkan pendistribusian air bersih bagi warga.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Bima, Najamuddin, SSos mengungkapkan, hasil pemetaan, wilayah barat Kota Bima paling terdampak, seperti Kelurahan Melayu, Tanjung, Sarae, Dara. Kelurahan ini menjadi langganan setiap tahunnya. “Kami berkoordinasi dengan Tim Reaksi Cepat, Dinas Lingkungan Hidup, Damkar, Bagian Umum untuk membagikan zona wilayah distribusi air bersih,” ungkanya, Rabu (25/8/2021).
Untuk wilayah timur Kota Bima, kata Crisna, sapaannya, masih terpenuhi. Masyarakat masih memiliki sumber air yang membuat mereka dapat memenuhi kebutuhan air, seperti melakukan pengeboran.
Disampaikannya, untuk jumlah wilayah yang terdampak krisis air bersih, terjadi penurunan. Pada tahun 20219, terdapat 19 wilayah terdampak, 2020 turun menjadi 18, sedangkan di 2021 terdapat sekitar 11 yang terdampak. “Ini juga terjadi karena tidak rutinnya penyaluran air bersih dari PDAM sendiri,” ungkapnya.
Selain itu, kata dia, telah didistribusikan tandon atau tempat penampungan air bersih di sejumlah wilayah yang rawan krisis. Bantuan tempat penampungan air juga dari BUMN dan BUMD. “Pembagian zona juga melibatkan Dinas Sosial dan kerjasama dengan BUMN dan BUMD, seperti Bank NTB,” ujarnya.
Selain itu, diimbaunya agar masyarakat bisa menghemat penggunaan air bersih. Apalagi Kota Bima termasuk akan menghadapi kemarau yang tingginya. “Itu berdasarkan perkiraan dari BMKG, salah satu wilayah yang mengalami cuaca panas tinggi adalah NTB, yakni salah satunya di Bima,” ungkapnya. (BE04)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.