Bima, Bimakini.- Berangkat dari kegelisan akan kondisi pendidikan di masa pandemi Covid19, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Taman Siswa Bima, Nusa Tenggara Barat, menerjunkan ratusan mahasiswa di 17 desa. Ratusan mahasiswa yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Praktik Pengajaran Lapangan (PPL), dijadikan relawan Gerakan Masyarakat (GEMAR) Literasi.
Ketua LPPM STKIP Taman Siswa Bima, Annisa, MPd mengatakan, sebelum diberangkatkan, mahasiswa PPL dan KKN dibekali kemampuan publik speaking, literasi dan numerasi. Pembekalan ini juga melibatkan Fasilitator Daerah (Fasda) GEMAR Literasi Program Inovasi.
“Fasda yang kami dilibatkan, yang sudah mendapatkan membuat modul literasi dan mengujicobakannya di sekolah masing-masing Fasda,” jelas Annisa yang juga sebagai Spesialis Pengembangan Materi Literasi dan Pendidikan Inklusif Program Inovasi.
Mahasiswa yang mengikuti KKN dan PPL selama dua bulan, yakni Agustus dan September selanjutnya menjadi relawan Gemar Literasi. Saat pembekalan dibagi dalam empat kelas. Masing-masing fasda menjelaskan modul dan instrumen gemar literasi kepada mahasiswa “Mahasiswa mendapatkan materi dari Fasda tersebut. Juga memeraktekkan penggunaan modul serta instrumennya,” ujarnya.
Mahasiswa dijelaskan bagaimana membuat pengelompokan siswa berdasarkan level kemampuan. Kemudian bagaimana vara mendampingi siswa berdasarkan level kemampuan tersebut. “Bagaimana cara mendampinginya itu, disesuaikan dengan modul yang ada. Seperti siswa yang dilevel membaca, modulnya sudah ada dari inovasi,” terangnya.
Untuk numerasi, kata Annisa, belum diberikan secara detail bagaimana penggunaan modulnya. Tapi nanti akan akan diberikan bimbingan secara daring melalui Dosen Pendamping Lapangan (DPL). Pembekalan ke DPL pun akan dibantu oleh Fasda Inovasi.
Untuk lokasi KKN, kata Annisa, disesuaikan dengan wilayah sasaran Program Gemar Literasi Inovasi. Seperti di Kecamatan Sape, di Desa Jia dan Desa Sari. Sedangkan di Desa Parangina tidak ditempatkan mahasiswa KKN, karena belum ada kesiapan penerimaan mahasiswa. “Tetapi untuk program gemar literasi bagi guru tetap dilakukan di Parangina,” terangnya.
Di Kecamatan Monta, di Desa Tolotangga, Tangga Baru dan Sondo. Di Kecamatan Langgudu di Desa Rupe. Selain kecamatan dan desa tersebut, ada juga penempatan di wilayah lainnya. Hal sama juga dilakukan, dimana mahasiswa diarahkan untuk membantu kemampuan literasi siswa.
“Kami punya 17 lokasi penempatan mahasiswa, enam diantaranya wilayah yang disasar Program Gemar Literasi Inovasi,” ujarnya.
Tujuannya, kata Annisa, melihat persoalan pendidikan yang ada, termasuk di Bima, karena literasi dan numerasi masih menjadi persoalan utama. Sehingga itu menjadi prioritas dalam penyelenggaraan kegiatan KKN dan PPL mahasiswa.
“Sebenarnya bukan hanya pada penyelenggaraan KKN kami mengangkat masalah literasi dan numerasi, tapi juga pada program lain, diantaranya riset yang dilakukan oleh dosen dengan menitik beratkan pada persoalan dasar pendidikan,” jelasnya.
Lanjutnya, mahasiswa di lokasi dampingan, tidak hanya fokus di sekolah, namun juga di luar jam belajar. Karena saat ini sekolah masih berlangsung terbatas, mengingat masa pandemi Covid19. “Tidak hanya waktu sekolahnya yang terbatas, namun jam belajar juga dikurangi. Sehingga dampak kepada siswa sangat luar biasa,” ungkapnya.
Sehingga, mahasiswa tidak hanya memberikan dampingan di sekolah, namun juga di luar jam belajar. “Di sekolah mahasiswa melakukan PPL, di masyarakat melakukan KKN, sehingga ada kesinambungan,” ujarnya.
Harapannya, setelah mahasiswa mengetahui modul dan instrumen, maka dapat digunakan untuk mendampingi siswa di lokasi KKN. “Kami menginginkan dari setiap siswa nantinya akan ada peningkatan level. Dari mengenal huruf ke kata, dari kata ke kalimat, kalimat ke paragraf, paragraf ke bercerita dan setrusnya. Kami sangat berharap kehadiran mahasiswa itu bisa turut membantu siswa yang sangat membutuhkan dampingan selama pandemi covid19,” pungkasnya. (BE04)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.