Bima, Bimakini.- Dua kecamatan di Kabupaten Bima masuk kategori wilayah ekstrem kekeringan. Yakni Kecamatan Soromandi (137 hari) dan Wawo (84 hari). Sedangkan beberapa wilayah lainnya masih tergolong normal.
“Kondisi itu berdasarkan data monitoring hari tanpa hujan secara meteorologis. Yakni dua kecamatan itu sudah lebih dari 60 hari tidak terjadi hujan. Sedangkan beberapa wilayah lainnya masih tergolong normal,” ujar Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahudin Bima, Satria Topan Primadi.
Diakuinya, saat ini wilayah Bima Dompu sudah memasuki puncak musim kemarau. Untuk itu, dia mengimbau masyarakat agar tetap waspada dampak kekeringan. Seperti kekurangan air untuk pertanian, potensi kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, masyarakat juga harus waspada potensi peningkatan angin di wilayah Bima Dompu saat ini.
“Kita harap masyarakat agar selalu peka terhadap informasi cuaca yang dikeluarkan BMKG,” pintanya.
Ditambahkannya, berdasarkan kondisi dinamika atmosfer dan laut di prakirakan wilayah Bima dan Dompu saat ini kondisi monsoon Australia aktif dan di prakirakan akan terus aktif hingga dasarian II bulan September, angin 850 mb di dominasi oleh angin timuran, dan suhu muka laut di sekitar perairan Bima dan Dompu mendingin.
“Kondisi tersebut menyebabkan aktivitas pembentukan awan dan potensi terjadinya hujan wilayah Bima dan Dompu saat ini tidak signifikan,” ungkapnya.
Kemudian, berdasarkan data prakiraan curah hujan wilayah Bima dan Dompu bulan September – November 2021 di ketahui bahwa curah hujan wilayah Bima dan Dompu akan berada pada kategori rendah dan mulai meningkat pada bulan November 2021. KAR
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.