
Syarifuddin Lakuy, SH, MH
Kota Bima, Bimakini.- Rencana pendirian kampus IAIN Bima hingga kini belum jelas ujungnya. Padahal sejak Maret 2021 saat Menteri Agama RI berkunjung ke Bima telah diserahkan asset Pemkot Bima berupa lahan di Sambinae untuk keperluan pendirian kampus tersebut.
Tapi, kata Mantan Ketua KNPI Kota Bima, Syarifuddin Lakuy, SH, MH, sekarang Wali Kota Bima sepertinya telah berubah pikiran lagi dengan menunjuk lokasi lain sebagai tempat pendirian IAIN Bima. Yakni lahan milik Kementerian Kehutanan di Kumbe seluas 200 hektar. “Perubahan sikap Wali Kota ini dikuatirkan selain dapat mengganggu proses koordinasi yang sudah berjalan baik antara tim pendirian IAIN Bima dan Kemenag RI, juga dapat menghambat terealisasinya pembangunan IAIN Bima dalam waktu singkat,” ujar Advokat Senior ini, Ahad (19/9/2021).
Kata Syarifuddin, karena proses pengalihan fungsi lahan Kementerian Kehutanan membutuhkan kajian dan proses yang panjang sehingga memakan waktu yang lama. Apalagi penetapan pengalihan fungsi lahan nantinya harus dengan keputusan Menteri Kehutanan. “Keburu deadlock pengurusan perizinannya nanti, bisa-bisa pendirian IAIN dialihkan ke kabupaten lain yang lebih siap lahannya. Karena itu saya mengharapkan kepada Wali Kota Bima agar dapat mempertimbangkan kembali penunjukan lokasi lain di Kelurahan Kumbe tersebut karena dapat memberi kesan seolah-olah Pemkot Bima tidak kosisten bahkan belum siap menyambut kehadiran IAIN di wilayah pemerintahannya,” sesal Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Darusalam ini.
Syarifuddin juga meminta Wali Kota Bima segera mengalokasikan anggaran khusus dalam APBD untuk keperluan percepatan pendirian IAIN Bima. “Karena percuma saja kita berencana dan berwacana untuk membangun ini itu tanpa didukung dana yang memada. Termasuk untuk membiayai operasional tim yang intens melakukan koordinasi dengan Kemenag RI,” ujarnya.
Pengalokasian anggaran dalam APBD, kata dia, merupakan wujud komitmen Walikota mendirikan IAIN di Kota Bima. “Kalau tidak rencana pembangunan IAIN di Kota Bima itu sama juga omong kosong atau hanya basa basi baso pemanis bibir semata,” ungkapnya.
Padahal, kata dua, rencana pendirian IAIN Bima ini didukung penuh oleh seluruh masyarakat kota dan kabupaten Bima. Termasuk warga Bima diperantauan, baik para profesor dan doktor yang tergabung dalam tim percepatan pendirian IAIN Bima. “Para profesor dan doktor itu telah rela meluangkan waktu,mengorbankan tenaga, pikiran bahkan dana pribadi untuk merealisasikan hal ini. Jangan kecewakan mereka semua pak Walikota,” harapnya.
“Sekiranya pendirian IAIN Bima nanti dapat terwujud maka itu akan dinilai sebagai maha karya Wali Kota Bima selama 5 tahun kepemimpinannya. Sebaliknya apabila tidak terwujud maka dikuatirkan dapat jadi bumerang bagi Wali Kota sendiri dalam kontestasi pada Pilkada mendatang. Karena kultur masyarakat Bima itu mengingat jasa baik dan buruk seseorang itu sama baiknya,” pungkasnya. (BE04)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
