SAYA harus sering tulis soal ini. Siaran televisi digital. Ini penting, supaya migrasi dari analog ke digital, bisa berjalan sukses. Literasi televisi digital masih sangat minim. Juga, harus terus dikabarkan bahwa: siaran analog akan dimatikan. Analogue Switch Off (ASO).
Apa urgensinya? Supaya masyarakat juga siap-siap, bahwa pesawat televisi analog tidak bisa dipakai lagi. Kecuali dengan bantuan STB, set top box. STB berfungsi mengonversi sinyal digital menjadi gambar dan suara yang dapat ditampilkan di layar televisi. Dengan STB, sinyal digital akan diinput ke pesawat televisi dengan dua cara: Lewat kabel RCA dan HDMI.
RCA, kepanjangan dari Radio Corporation of America, berfungsi mentransfer sinyal dalam bentuk suara dan gambar (audio dan video). Biasanya berwarna kuning untuk video, merah dan putih untuk audio. Selama ini kita biasa gunakan untuk menghubungkan VCD atau receiver parabola ke pesawat televisi.
Satunya, kabel HDMI. Kepanjangannya High Definition Multimedia Interface. Fungsinya, melewatkan audio dan video berkualitas tinggi. Dengan kabel ini, siaran televisi dengan kualitas gambar HD (high definition), bisa ditonton di layar televisi.
Dengan begitu, masyarakat tidak lagi menerima siaran televisi yang gerimis. Makanya, slogan digital ini adalah bersih, jernih, dan canggih. Gambarnya bersih, suaranya jernih, teknologinya canggih.
Apakah semua pesawat televisi kita saat ini analog? Tidak juga. Bisa jadi, pesawat televisi di rumah kita sudah digital. Terutama yang belum lama ini membeli televisi baru. Tentu bukan yang masih pakai tabung. Mari kita cek. Buka seting atau pengaturan di televisi. Tekan source atau input pada remot kontrol. Di layar akan muncul beberapa pilihan: ATV/DTV, HDMI, RCA A/V, atau komponen. Atau bisa juga muncul lebih ringkas seperti TV, Input 1, Input 2, dan seterusnya.
Untuk ATV/DTV itu dimaksudkan untuk menerima siaran stasiun televisi melalui antena biasa. Jika ada tulisan DTV, maka pesawat televisi Anda sudah mendukung siaran digital. Jadi tidak membutuhkan lagi alat bantu bernama STB itu. Untuk menerima siaran digital, cukup menggunakan antena luar. Itu saja!
Di pasaran, STB dijual dengan harga bervariasi. Itu tergantung merek dan kelengkapan fiturnya. Ada STB yang bisa digunakan untuk mengubah pesawat televisi biasa menjadi smart tv dengan memasang dongle USB. Ini bisa dibeli online. Setelah memiliki STB, tinggal pasang antena luar, colok ke input STB, kemudian out atau keluaran dari STB bisa dihubungkan dengan pesawat televisi. Untuk memperoleh gambar paling bagus, sebaiknya menggunakan kabel HDMI. Biasanya sudah disertakan dalam paket saat pembelian.
Cukup sederhana. Ikuti petunjuk, kemudian tekan menu, pencarian, seting negara Indonesia, pilih cari manual atau otomatis. Untuk wilayah Bima dan Dompu, cukup cari frekuensi 530 MHz atau kanal 28, TVRI Bima. Kalau pemasangan sudah bagus, termasuk arah antena, maka sinyal akan muncul di layar televisi. Bagian atas adalah kekuatan sinyal dan bagian bawah kaulitas sinyal. Antena usahakan diarahkan ke Dor Na’e Lambitu Kabupaten Bima. Atau kalau terhalang, bisa diputar-utar untuk mendapatkan sinyal yang paling kuat.
Sederhananya, Multiplexing atau Mux itu, sama seperti satelit. Satu pemancar bisa membawa banyak siaran televisi.
Tetangga saya bertanya, apakah nanti siaran Bima TV masuk ke siaran TVRI atau siaran TVRI yang masuk ke Bima TV? Tidak. Masing-masing siaran sendiri-sendiri. Sebuah Mux, bisa membawa 16 siaran televisi digital. Artinya, 16 siaran televisi itu, masing-masing dengan programnya sendiri. Tidak saling mengganggu.
Ada lagi pertanyaan begini: Apakah siaran digital itu bisa ditonton di perangkat android, seperti HP dan tablet. Jawabannya bisa. Tetapi harus membeli Pad TV Tuner. Saya punya, PT360. Dalam paket pembelian itu, akan kita terima sebuah dongle yang dicolokkan pada lobang charger atau USBB HP. Ada antena kecil juga untuk menangkap siaran. Selanjutnya, download aplikasi PadTV HD di Play Store. Jangan lupa perhatikan tipe USB HP Anda.
Apakah pakai paket data? Tidak perlu. Karena langsung menerima siaran dari pemancar, bukan lewat internet. Yang melalui internet adalah siaran streaming, termasuk di media sosial.
Apakah siaran ada di satelit? Tidak. Karena tidak lewat satelit, maka tidak bisa dterima dengan antena parabola. Yang dari satelit juga itu juga siaran digital. Cuma bedanya, satelit di angkasa, Mux di darat. Cukup pakai antena luar.
Apakah stasiun televisi yang menyewa Mux masih menggunakan pemancar sendiri? Tidak lagi. Karena salah satu tujuan siaran digital ini adalah efisiensi penggunaan frekuensi. Frekuensi 711.25 MHz yang ditinggalkan oleh Bima TV, akan digunakan oleh pemerintah untuk kebencanaan.
Apakah pesawat televisi tabung analog yang tidak memiliki input A/V atau HDMI masih bisa menerima siaran digital? Tidak bisa. Kecuali menggunakan A/V wireless analog untuk mengubah siaran digital ke analog yang dikirim melalui frekuensi.
Apakah toko elektronik di Bima sudah menjual pesawat televisi digital dan STB? Dua pemilik toko elektornik di Bima, Duta Elektronik dan Harapan Baru, masih minim pemahaman tentang siaran digital ini. Tetapi keduanya siap mendukung dengan segera mengadakan perangkat STB dan antena luar. Demikian pula dengan pesawat televisi. Mereka secara bertahap mulai menyediakan pesawat televisi digital.
Saat siaran masih analog, salah satu investasi dan biaya perawatan yang cukup besar bagi sebuah stasiun televisi adalah pemancar. Belum lagi infrakstruktur pendukung lain, termasuk tower. Setelah menyewa Mux, maka komponen biaya itu sudah tidak ada lagi. Biaya baru yang muncul adalah sewa Mux setiap bulan.
Catatan Khas ini terlihat sangat teknis. Tetapi ini penting sekali dan tak cukup sekali. Harus berulang-ulang dan berkali-kali. DI NTB, juga seluruh Indonesia, siaran analog akan dimatikan serentak pada 2 November 2022. Jadi kita harus siap-siapa. Jika ada pertanyaan, silakan ditulis pada kolom komentar. (khairudin m.ali)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.