Bima, Bimakini.- Sebelumnya siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Baiturahman Kecamatan Bolo, Rasya asal Desa Bolo, Kecamatan Madapangga ditemukan tewas tenggelam di muara tepatnya ujung utara Desa Sanolo, Kecamatan Bolo, Bima, Kamis (4/11), sekitar pukul 10.05 Wita.
Setelah itu korban dievakuasi dan dibawa ke RSU Sondosia untuk dilakukan perawatan jenazah.
Pasca semua itu dilakukan, jenazah korban dibawa dengan menggunakan mobil ambulance di rumah duka di Desa Bolo, Kecamatan Madapangga. Karena tak satu pun pihak sekolah datang melayat, keluarga korban melakukan penghadangan jalan lintas Bima Dompu di Desa Bolo, sekitar pukul 15.05 Wita hingga pukul 16.20 Wita.
Akibat hadang jalan tersebut arus lalu lintas Bima Dompu lumpuh total dan mengakibatkan kemacetan panjang sekitar 3 kilo meter.
Kepala Desa (Kades) Bolo, Drs. Muhtar H Idris membenarkan warga menghadang jalan akibat pihak sekolah tidak hadir melayat. Hal itu memicu terjadinya kemarahan warga hingga melakukan aksi hadang jalan.
“Warga hadang jalan karena Kepala Sekolah (Kasek) dan guru di SLB Baiturahman tidak melayat di rumah duka. Pemicu terjadinya hadang jalan hanya itu,” ujar Kades di TKP hadang jalan.
Sambungnya, terkait kematian korban semua menganggap musibah yang tidak dapat dihindari dan menyerahkan pada Allah SWT. Namun warga tidak menerima sikap pihak sekolah setempat yang dinilai tidak perikemanusiaan, karena tidak berbelasungkawa.
“Mestinya pihak sekolah datang di rumah duka, yakni sebagai bentuk perikemanusiaan,” ungkapnya.
Apa yang saya sampaikan adalah isi hati keluarga korban, sehingga tidak mampu membendung reaksi warga yang melakukan hadang jalan.
“Aksi hadang jalan ini dilakukan secara sporadis, tanpa dikoordinir oleh siapa pun,” tandas Kades.
Sekitar pukul 16.30 Wita arus lalu lintas Bima Dompu kembali normal, setelah aparat Kepolisian dan TNI membuka paksa blokade jalan. KAR
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.