Bima, Bimakini.- Jalan tani yang dikerjakan melalui dana aspirasi dewan di Desa Sai Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, rugikan petani. Pasalnya, saat hujan material dari jalan yang dibuka tergerus dan sulit dilalui. Hal itu diungkap oleh Kades Sai, Amirudin, SH, Selasa.
Katanya, tiga jalan tani yang dibuka beberapa tahun lalu yakni jalan tani So Doro Lara di Dusun Riando. Jalan tani yang dikerjakan itu saat hujan justru longsor dan menutupi jalan raya maupun ladang petani.
“Tahun 2020, lahan sawah, kebun dan jalan raya ditutupi tanah campur kerikil. Begitupun tahun ini. Saat hujan pertama beberapa hari lalu, lahan milik Ruslin dan jalan raya di So Doro Lara ditutupi hasil longsoran tersebut,” katanya.
Sementara jalan tani di So Doro Toru Dusun Riando alami masalah yang sama. Malahan, lebih parah. “Hari ini, jalan raya ditutupi tanah campur kerikil akibat longsoran kiriman jalan tani yang dikerjakan Maman itu, masih belum bisa digunakan dengan baik. Lahan pertanian milik Nurbaya, juga tertutupi,” ungkapnya.
Namun ada juga jalan tani uang kondisinya bagus. Petani bisa menggunakannya dengan baik.
“Harus diakui, tujuan anggota dewan membuka jalan tani untuk kebutuh masyarakat. Tapi, cara mereka mengerjakannya tidak lihat keadaan lokasi. Seperti yang terjadi sekarang, jalan tani yang langsung dengan jalan raya mestinya di rabat atau lapen biar tidak mudah longsor,” jelasnya.
Kata Amirudin, petani alami kerugian banyak. Karena lahan sudah tertutup tanah bercampur kerikil akibat longsor, tidak bisa digunakan lagi untuk bertanam. Biasanya lahan tersebut dilelang Rp.10 juta per tahun untuk tanam bawang merah. Namun karena musibah itu, orang tidak berminat lagi. Bahkan yang terlanjur lelang, sudah kembalikan uang.
“Untuk anggota dewan atau Bupati, bila melaksanan jalan tani tahun berikutnya harus di rabat atau di lapen biar bisa digunakan dengan baik dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” harapnya.
BPD Dusun Riando, Hijril yang ditanya langsung di lokasi longsor menjelaskan, jalan tani yang rusak parah di So Doro Toru, bersama warga mengambil tindakan untuk perbaiki tempat saluran air dan meminta bantuan pada DPRD Kabupaten, Ramdin, SH.
“Supaya air mengalir dari pegunungan terarah, kami gotong royong untuk membangun talud panjangnya sekitar 40 meter. Semen disumbang oleh Ramdin alias Gio 10 zak. Batu, pasir dan perlengkapan lainnya swadaya masyarakat,” tutupnya. ILY
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.