
Suasana pelatihan jurnalistik PWI Perwakilan Bima.
Bima, Bimakini.- Ada yang beda dengan Pelatihan Jurnalistik Jilid II yang helat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bima di akhir tahun 2021 ini. Apakah itu? Mantan Wartawan Senior sekaligus mantan Redaktur Pelaksana Harian BimaEkspres, Muhammad Fikrillah, SE, pelatihan jurnalis yang berteman, “Mari Belajar Menulis Berita” sangat tepat dengan kondisi yang dihadapi rekan jurnalis saat ini. Apalagi, berseliweran media online yang tumbuh bak jamur di musim hujan ini.
Selama ini, katanya, masih banyak kesalahan tulisan kata dan kalimat yang sering berulang, seperti handal padahal asal kata andal, belum lagi tulisan kata asing yang salah hingga maknanya juga salah. Bahkan, kalimat yang panjang tanpa tanda baca hingga habis napas untuk membacanya.
Bukan hanya itu, terang, penggunaan lead atau teras berita (news lead) masih berputar sekitar lead rangkuman dan lead orang. Jurnalis muda perlu banyak belajar dari media besar dengan variasi lead yang beragam, seperti lead bertanya, lead ringkasan, lead bercerita, lead deskriptif, lead kutipan, lead menggoda, dan penulisan feature. “Kita juga berharap wartawan punya misi besar untuk memajukan daerah dan misi perdamaian,” katanya.
Oleh karena itu, katanya, kekuatan berita ada pada pilihan kata yang tepat dengan tulisan yang apik. Materi Investigasi disampaikan wartawan Tempo, Ahyar HM Nur, dengan mengangkat empat topik aktual agar ‘dikuliti’ jurnalis muda, seperti Joki cilik, budaya atau eksploitasi? Pariwisata Bima antara Hidup dan Mati, Bawang Merah, antara Ada dan Tiada, dan Petaka Rutin Banjir, Salah Siapa? Empat kelompok jurnalis muda dibentuk dan mereka belajar peras otak menginvestigasi sumber berita yang hendak diberitakan. NAS
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
