
Blokade jalan oleh warga.
Bima, Bimakini.- Usai launching pengiriman perdana jagung yang dilaksanakan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementrian Pertanian RI (Sesdit Jend), Ir. Bambang Pamuji, MSi. Pintu utama PT. Charoen Pokhpand Indonesia (CPI) Tbk Bima diblokade sekelompok buruh yang berasal dari Desa Monggo, Kecamatan Madapangga, Sabtu (5/3), sekitar pukul 10.30 Wita.
Salah satu buruh, Dian mengatakan, aksi ini dilakukan menuntut kenaikan upah. Sebelumnya pihak PT. CPI menentukan upah sebesar Rp. 5 ribu per ton. Sementara besar upah tersebut sangat mencekik, sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga.
“Hadirnya PT. CPI tidak mensejahterakan, tapi mencekik kita selaku buruh karena nilai upah tidak seberapa,” ucapnya.
Kata dia, upah yang ditentukan pihak PT. CPI tidak seperti PT lain. Seperti PT. SUL di Desa Bolo, mereka menentukan upah buruh sebesar Rp. 15 ribu per ton.
“Kita menuntut upah seperti di PT. SUL. Yakni sebesar Rp. 15 ribu per ton,” pintanya.
Buruh lain, Yamin mengungkapkan, kehadiran PT. CPI untuk memberikan kesejahteraan hanya mimpi. Kenyataan di lapangan jauh panggang dari api.
“Pihak PT. CPI tidak mampu memberikan dampak positif. Sehingga harus angkat kaki dari Madapangga,” tegasnya.
Tidak saja soal upah buruh, sebelumnya PT. CPI didemo karena tidak konsisten soal perekrutan karyawan. Pasalnya, mereka menjanjikan akan menerima karyawan 2 orang per desa, tapi hal itu tidak ada realisasi.
“PT. CPI jangan hanya janji, tapi harus merealisasikannya demi terwujudnya kesejahteraan bersama,” pungkasnya.
Sementara itu, Manajer PT. CPI, Samsul Hidayat SKom yang dimintai tanggapan enggan berkomentar. KAR
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
