Mataram, Bimakini.-Tiga wilayah di Pulau Sumbawa mulai dari Kota Bima, Kabupaten Bima hingga Kabupaten Bima, kini tengah dilanda teror panah. Aksi misterius ini terus berlangung sejak beberapa pekan lalu dan hingga kini menjadi momok bersama.
Mirisnya pelaku dan korban rata-rata anak-anak, remaja bahkan juga melibatkan kaum dewasa. hingga masyarakat dibuat was-was untuk ke luar rumah. Bahkan duduk di teras rumah pun tidak cukup merasa tenang.
Menjawab keresahan masyarakat ini, Polisi mengaku sudah cukup banyak berbuat untuk mengatasi hal ini. Mulai dari upaya preemtif, prefentif hingga represif sekalipun.
Kapolda NTB, Irjen Pol Djoko Poerwanto bahkan sudah secara tegas memerintahkan ke Polers jajaran untuk memberi atensi khusus terhadap persoalan ini. Sejak Maret hingga April ini, menjadi puncak maraknya kasus pemanahan di Bima. Dari pemanahan OTK, saling tebar ancaman di media sosial, hingga perang antar kampung. Kebanyakan pelakunya adalah pelajar SMP hingga SMA.
‘’Polri terus bekerja keras memerangi teror panah di wilayah Kota dan Kabupaten Bima. Saat ini ratusan anak panah dan ketapel diamankan dari hasil razia maupun penyisiran langsung di lokasi bentrok antar kampung. Salah satunya perang kampung di Kelurahan Melayu Kecamatan Asakota Kota Bima,’’ ujar Kapolda melalui rilisnya sabtu (23/04).
Lanjutnya, Jumat (22/4) kemarin, tim Puma Satreskrim Kepolisian Resor (Polres) Bima, Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) juga kembali mengungkap dan menangkap empat terduga pelaku penganiayaan yang menggunakan sebilah parang dan panah.
“Para pelaku sedang menjalani proses pemeriksaan lebih lanjut,” sambung Kapolres Bima AKBP Heru Sasongko dalam keterangan tertulisnya.
Penangkapan keempat terduga pelaku masing-masing inisial MF Alias HB (20), US alias RG (18), KP Alias FS (17), dan DR (16) yang merupakan warga Desa Talabiu, Kecamatan Woha,
Kabupaten Bima dilakukan berdasarkan laporan pengaduan tentang tindak pidana penganiayaan tanggal 21 April 2022.
Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol Artanto SIK menerangkan mengenai maraknya kejadian pemanahan ini menerangkan, Polda NTB sangat memberi perhatian mengenai persoalan ini. Upaya pendekatan kepada para tokoh masyarakat telah dilakukan baik melalui para Bhabinkamtibmas bahkan meminta Kapolres turun langsung di tengah masyarakat.
“Butuh dukungan dari semua pihak untuk menyelesaikan masalah pemanahan ini. Polisi telah melakukan penegakan hokum sesuai prosedur. Namun untuk menghentikan hal ini terjadi kembali, tentu pelibatan dari seluruh elemen masyarakat menjadi sangat penting dilakukan,” jelas Artanto di Mataram, (22/4/2022).
Pihaknyapun berjanji segera menyelesaikan teror yang kini sedang terjadi di tengah masyarakat tersebut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. IKR
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.