
Aksi unik yang dilakukan pegiat lingkungan di Teluk Bima.
Bima, Bimakini.- Sejumlah pegiat lingkungan se-Nusa Tenggara Barat, yang tergabung dalam Jaringan Solidaritas Peduli Teluk Bima, Rabu (11/05) sore hingga malam kemarin, menggelar aksi mengelilingi sepanjang Teluk Bima dengan membentangkan sepanduk dan poster menggunakan perahu nelayan.
Aksi yang di mulai dari Dermaga Sarita, pesisir Pantai Punti, Ama Hami, Wadu Mbolo, Lewintana, Bajo, Pulau Kambing dan berakhir di Pantai Lawata tersebut, digelar untuk mengingatkan kembali bahwa Pegiat Lingkungan belum lupa atas musibah pencemaran yang terjadi di perairan Teluk Bima sekitar tiga pekan silam.
Di mana sepanjang Teluk Bima ‘’diserbu’’ pencemaran yang hingga kini belum diketahui sumbernya, apakah dari alga laut atau kah yang lainnya.
“Di minggu ketiga ini sudah mulai meredup kasus pencemaran yang terjadi kemarin, sementara tindakan pemulihan secara konkrit belum juga dilakukan oleh pemerintah dan pihak-pihak terkait,” kata Harry Sandy Ame, Manajer Program Walhi NTB yang mengkoordinir aksi solidaritas itu.
Harry mengatakan selain belum terlihat upaya pemulihan dari pemerintah daerah dan instansi terkait, pada satu sisi masyarakat nelayan saat ini masih dihantui ketakutan. Mereka diakuinya masih khawatir melakukan penangkapan ikan di perairan Teluk Bima, karena belum mendapat jawaban pasti terkait hasil pengujian sampel air yang tercemar di Teluk Bima.
“Masyarakat juga masih resah dengan pencemaran apa yang sebenarnya terjadi, itu juga belum mendapat jawaban yang pasti masih hanya diberikan jawaban untuk menunggu hasil lab,” ujar Harry.
“Jadi ini kita lakukan untuk mengingatkan semua orang bahwa kita belum lupa atas musibah itu. Kemudian kita ingin mengajak semua orang untuk sama-sama melakukan pemulihan,” imbuh Harry. Padahal sambung Harry, ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk pemulihan perairan Teluk Bima dari pencemaran lingkungan.
Seperti halnya dilakukan Walhi NTB, YBI-Bima, Benteng Asakota, Lentera Donggo, Lahila Institute, Mapala Pariwisata dan Vocasi Unram PDB Bima dan pegiat lain saat ini berupa pembersihan sampah dan penanaman pohon mangrove. “Itu tindakan konkrit yang bisa dilakukan masyarakat dengan kapasitasnya,” ujarnya.
Dikatakan, bagi pemerintah daerah tindakan pemulihan tentu tidak hanya sebatas itu, tetapi harus berupaya membersihkan limbah yang sudah lama mengendap di dasar periran Teluk Bima, atau sampah yang kini berserakan di sepanjang pesisir Teluk Bima.
“Pemerintah tentu saja bisa melakukan tindakan lebih untuk pemulihan itu, baik untuk membersihkan limbah atau kotoran yang sudah ada tertimbun di dasar laut atau pembersihan sampah yang ada di sini secara terpadu dengan instansi terkait,” pungkas Harry ditemani sejumlah aktifis lainnya. IKR
