Oleh : Munir Husen
(Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Bima)
Banjir adalah mata rantai kerusakan hutan yang parah dan kerusakan lingkungan, seperti halnya saat ini. Berkurangnya luas areal hutan, serta kerusakan ekosistim akibat terjadinya alih fungsi lahan yang berlebihan. Sehingga terjadi banjir, semua ini adalah akibat perbuatan manusia yang melampaui batas. Konsekwensinya adalah masyarakat yang merasakan dampak banjir.
Inilah gambaran firman Allah Subahanahu wa ta’ala didalam Al Qur’an Surah Ar Rum ayat 42 yang artinya : telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebakan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka kembali (kejalan yang benar). Ibnu Kasir rahimahullah telah menjelaskan dalam tafsirnya Abul Aliyah berkata, “Barang siapa berbuat maksiat kepada Allah di muka bumi, berarti ia telah berbuat kerusakan padanya. (https://almanhaj.or.id).
Kerusakan hutan di Kota Bima sudah sampai pada titik kulminasi, sangat memprihatinkan. Banjir setiap tahun sudah menjadi pemandangan rutin bagi masyarakat Kota Bima. Menyisakan banyak masalah, suasana kebatinan masyarakat terhadap banjir menjadi persoalan yang serius. Pemandangan sampah terbawa banjir yang kotor dan berlumpur sudah menjadi paradoks. Tentu saja hal ini menurunkan nilai estetika terendah lingkungan zona aman Kota Bima umumnya.
Peralihan hutan menjadi titik awal datangnya musibah banjir, hutan sudah dijadikan villa dimana-dimana wallahu alam bisyawab entah siapa-siapa yang pemilikya, hutan sudah digunduli dengan mengganti alih fungsi dengan tanaman jagung dan sejenisnya wallahu alam bisyawab entah siapa yang membiayai dan memulainya. Penggundulan, perusakan, pengalihan hutan itulah yang menjadikan sebab dan akibatnya terjadi banjir.
Bila hutannya utuh dengan warna hijauh terhampar seperti Kabupaten Sumba NTT atau Bali, terjaga dan terawat dengan baik, pohon-pohonnya dalam rupa yang rimbun. Sehingga hutan dapat menyerap air ketika hujan datang dan menyimpan didalam akarnya serta melepaskannya secara perlahan melalui daerah aliran sungai. Itulah siklus napak tilas air yang seharusnya.
Namun sebaliknya jika hutannya rusak, masyarakatlah yang merasakan dampak banjir setiap tahun. Banjir adalah salah satu bencana alam yang selalu menghantui masyarakat, permasalahan ini belum memiliki solusi bagaimana sesungguhnya agar banjir bisa berakhir.
Memang faktor penyebab datangnya banjir tersebut disamping hutan yang sudah botak, lincin dan gundul juga ada faktor penyumbatan aliran sungai atau selokan menjadi pemicu terjadinya banjir. Terutama masyarakat yang gemar sekali membuang sampah sembarangan, misalnya di sungai. Sehingga sampah yang menumpuk bisa mengakibatkan banjir.
Disamping itu, faktor penyebab banjir juga karena intensitas hujan tinggi dapat menyebabkan sungai tidak dapat menampng volumen air yang dapat melampaui kapasitas. Serta minimnya daerah resapan, saat ini daerah serap justru banyak tertutup dengan aspal dan beton sehingga air tidak dapat meresap kedalam lapisan tanah (https://caritahu.kontan.co.id/news).
Kompleksitas permasalahan banjir saat ini menjadi problematika yang belum memiliki opsi. Memang harus diakui Pemerintah Kota Bima sudah melakukan beberapa terobosan serta rencana yang matang terhadap solusi mengatasi banjir, tapi sampai hari ini kendalanya belum terpecahkan, entah sampai kapan.
Kita perlu apresiasi niat baik Pemerintah Kota Bima untuk mewujudkan Kota Bima bebas dari banjir, namun jalan berliku dan terjal belum juga sampai pada action yang final, semoga ditahun 2023 permasalahan mengatasi banjir sudah ada titik terangnya.
Hari Sabtu tanggal 25 Pebruari 2023 Kota Bima diguyur hujan lebat mengakibatkan banjir, sejumlah warga terdampak banjir mencari solusi agar terhindar dari banjir. Banjir selalu membawa kerugian, baik kerugian berupa materill maupun kerugian moriil bahkan juga korban jiwa, namun banjir kali ini di Kota Bima tidak seperti banjir-banjir sebelumnya jauh lebih besar. Berdasarkan data BPBD Kota Bima sebanyak 2.970 terdampak banjir (kahabanet : 26 Pebruari 2023).
Kehadiran bencana banjir kali ini tidak diundang, tidak ada tim yang merencanakan sebelumnya, namun karena berbagai faktor sehingga timbullah bencana. PKS selalu hadir ditengah masyarakat bukan saja dikala suka namun dikala dukapun seperti halnya banajir saat ini, PKS Kota Bima tetap eksis berbagai kepedulian dengan warga masyarakat.
Pengabdian PKS disaat bencana, selalu hadir dimasyarakat yang tertimpa musibah untuk berbagai. PKS sangat Peduli membantu sesama agar bisa meringankan beban masyarakat walau dengan bantuan sebutir jawawut. Bantuan PKS bukan dilihat dari wujudnya berapa yang bisa disalurkan melainkan bagaimana implemetasi kepedulian pengabdian PKS merespon peristiwa bajir yang dirasakan oleh masyarakat saat ini.
PKS hadir dengan tagline adalah pelayan rakyat bukan hanya basa basi, namun sebagai filosofi ruh perjuangan. PKS bertekad bersama rakyat, karena PKS adalah milik rakyat. Setiap kader PKS memiliki kepekaan terhadap permasalahan yang terjadi dimasyarakat untuk mencari win-win solution bagi rakyat. Selogan PKS sebagai pelayan rakyat bukan hanya sebagai lipsservice belaka, melainkan aksi nyata untuk rakyat. PKS menampung aspirasi masyarakat adalah keniscayaan.
Ditengah banjir Kota Bima, PKS hadir berpartisipasi membantu masyarakat korban banjir di Wilayah Kecamatan Asakota Kelurahan Melayu, Lewi Jambu Kelurahan Ule dan sekitarnya serta Kecamatan RasanaE Barat, khususnya kampung NaE Kota Bima, membagi nasi siap santap sekitar lebih kurang 1.500 bungkus kepada warga terdampak banjir mulai dari malam hari banjir sampai pagi hari masih dilanjutkan pembagian nasi santap tersebut.
PKS hadir tidak hanya dimasa menjelang kampanye maupun pelaksanaan Pemilu, namun sepanjang tahun akan ada aksi nyata untuk rakyat. PKS hadir bersama rakyat terlebih di saat bencana, seperti banjir di Kota Bima saat ini. Semoga bantuan yang disalurkan oleh kader PKS dapat membantu dan meringankan beban para korban banjir dan semoga banjir segera surut kembali.
Kehadiran PKS sebagai pelayan masyarakat dengan filosofi semanagat untuk melayani sudah menjadi kewajiban moral kader-kader PKS dalam konteks hubungan persuasif maupun sulusi dilingkungannya agar bisa mewjudkan didalam tataran implementasi program-program PKS untuk rakyat.
Kehadiran PKS disaat banjir ingin menyadarkan masyarakat bahwa musibah harus bisa diterima oleh setiap insan dengan lapang dada. Namun korban banjir juga harus dibantu sebagai bentuk tanggungjawab bersama, ringan sama dijinjing dan berat sama dipukul. PKS peduli adalah atas dasar akuntability terhadap rakyat yang sudah memberikan kepercayaan di menduduki kursi DPRD Kota Bima.
Disaat banjir seperti saat ini, Kehadiran kader PKS Kota Bima berlomba-lomba mengatasi masalah warga terdampak banjir, untuk merajut silaturahmi dengan warga masyarakat dilokasi terdampak banjir sebagai momentum fastabiqul khairat dan perekat ukhwa antara sesama kita dengan tidak membedakan suku, agama dan ras.
Tentu saja umpan balik dari semua itu menjadikan PKS melakukan mentrasformasikan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang menjadi bagian dari visi PKS yaitu menjadi partai Islam rahmatan lil’alamin yang kokoh dan terdepan dalam melayani rakyat dan Negara Kesatuan Republik Indonesia…!
Kader Partai Keadilan Sejahtera Kota Bima
Anggota DPRD Kota Bima PKS 2004-200.
Allahul Musta’an
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
