Connect with us

Ketik yang Anda cari

Opini

Titik Taut Nilai Kearifan Lokal Maja Labo Dahu Dalam Prespektif Penguatan Karakter Menyambut Milad ke-21 Kota Bima

Oleh : Munir Husen

(Kader Partai Keadilan Sejahtera)

Pendidikan diatur didalam Konstitusi, UUD 1945 sebagai akuntabilitas negara terhadap hak-hak warga negara yang dijamin oleh undang-undang. Dan pengaturan regulasi pendidikan khususnya, lebih lanjut diatur didalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 sebagai lex Specialis derogat legi generale tentang pendidikan.

Pendidikan adalah hal yang sangat fundamental membentuk human resources yang cerdas, untuk mendidik manusia sebagaimana tertuang didalam tujuan pendidikan Nasional. Mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa dan memiliki budi pekerti yang luhur.

Fenomena dunia pendidikan dasar dan menengah saat ini, ditengah arus globalisasi, terjadi pergeseran nilai-nilai yang sangat mendasar, pergeseran akhlak personality siswa yang sangat signifikan. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah akibat pengaruh transformasi teknologi digitalisasi yang begitu cepat saat ini, sulit untuk dihindari.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Pengaruh tersebut berdampak pada prilaku siswa disaat jam belajar di sekolah maupun diluar jam sekolah. Hal ini bisa dilihat dari sikap dan prilaku siswa setiap hari. Rasa hormat pada guru sebagai orang tua dan pendidik sudah mulai terkikis, apatah lagi siswa yang mencium tangan guru sudah termasuk langka. Persoalan seperti ini bisa tanyakan pada anak kita masing-masing bagaimana prilaku sesungguhnya disaat siswa bertemu dengan gurunya.

 

Sebelum era digitalisasi teknologi informasi, siswa masih manut pada guru, tertib dan tenang disaat  guru memberikan pebelajaran. Penghormatan pada guru menjadi keniscayaan. Namun sekarang jutru sebaliknya, siswa disaat guru mengajar jusru ada yang tidur, brisik, pegang HP bermain game, tawuran dan sebagainya. Semua ini adalah matarantai bahwa telah terjadi pergeseran nilai-nilai akhlak pada dunia pendidikan dasar dan menengah.

Pergeseran nilai-nilai tersebut memerlukan penyelesaian agar sikap dan prilaku siswa kembali pada khittah pendidikan sesuai dengan amanat Sistim pendidikan nasional dan kultur masyakat Bima yang bermotokan Maja Labo Dahu. Dengan demikian penguatan karakter siswa di tingkat pendidikan dasar dan menengah perlu dilakukan oleh pemangku kekuasaan sebagai bentuk tanggungjawab pada dunia pendidikan.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Untuk mengembalikan marwah dan kewibawaan pendidikan, akibat adanya degradasi akhlak para siswa, Pemerintah Kota Bima perlu memasukan filosofi maja labo dahu sebagai penguatan karakter pada kurikulum lokal pendidikan dasar dan menengah sebagai titik tautnya pendidikan.

Titik taut nilai kearifan lokal maja labo dahu dalam penguatan karakter bersumber dari kaedah yang menerangkan bahwa maja labo dahu adalah nilai leluhur masyarakat Bima yang harus ditaati sedangkan penerapan penguatan karakter maja labo dahu dianggap sebagai keadaan nyata.

Jika hal ini tidak secepatnya dilakukan pembenahan kurikulum muatan lokal, permasalahan terhadap karakter anak-anak akan menjadi liar, sulit terendung. Bahkan jangan heran jika terjadi  degradasi moral yang lebih parah. Penurunan tingkah laku anak akibat mengikuti hawa nafsu serta mengabaikan agama dan perintah orang tua dan guru berujung pada tindakan kriminal, nauzubillahi min zalik. Kami berlindung dengan AllahSWT dari pada perkara buruk.

Maka pilihan tepat adalah melakukan tambahan pelajaran pada kurikulum muatan lokal sebagai penguatan karakter. Ini salah satu pilihan yang harus dipikirkan oleh pengambil kebijakan, sebelum nasi menjadi bubur. Artinya kerusakan akhlak pada pendidikan dasar dan menengah akan berlanjut terus, suatu saat akan terjadi seperti fenomena gunung es.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Dalam khazanah masyarakat Bima, filosofi Maja Labo Dahu sudah berakar pada hati sanubari masyarakat Bima sejak dahulu kala, kesakralan nilai religusitas Maja Labo Dahu tersebut dihayati dan dipedomani oleh masyarakat Bima sebagai bentuk ketaatan terhadap perintah Allah dan Muhammad shallallahu alaihi wassallam.

Maja Labo Dahu terdiri dari dua suku kata yaitu Maja dan Dahu. Maja mengandung arti malu dan dahu memiliki arti takut. Menurut Hilir ismail, falsafah maja labo dahu adalah gagasan filosofis yang merupakan ikrar masyarakat Bima atas keimanan dan ketakwaannya kepada Allah swt. Falsafah maja labo dahu, bermakna siapa saja yang melanggar perintah Tuhan dan Rasulnya, dia harus malu dan takut pada Tuhan, malu pada manusia lainnya, dan juga malu pada dirinya sendiri (https://repository,ptiq.ac/id/id.muhammad/aminulla).

Didalam uraian Hilir Ismail terhadap maja labo dahu mengandung 3 hal yaitu : sifat takut pada Tuhan (khauf), sebagaimana yang dijelaskan dalam Al Qur’an Surah Arrahman 46 yaitu “Dan bagi orang yang takut saat menghadap Tuhannya ada ada dua syurga”.

Sifat Khauf kepada Allah Azza wa Jalla sebgaimana yang dikatakan oleh Ulama salaf Dr. Ali-Hudzaifi Hafizhahullah memandu hati kepada semua kebaikan dan menghalanginya dari segala keburukan.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Sifat malu pada manusia, termasuk diantara sifat terpuji yang sudah ditinggalkan oleh banyak orang saat ini. Pada hal sifat ini mendatangkan kemaslahatan bagi dirinya. Namun sebaliknya jika rasa malu sudah diabaikan maka jiwa manusia akan mengalami penderitaan dan selalu muncul perasaan bersalah. Sedangkan malu pada diri sendiri adalah ketika ingin melakukan maksiat menahan diri agar tidak berbuat yang menyalahi prinsip Maja Labo Dahu. Sesungguhnya rasa malu itu mendatangkan kebaikan (H.R Bukhari). Disinilah yang menjadi landasan filosofi nilai-milai maja labo dahu.

Ketiga sifat tersebut di atas menjadi pedoman hidup masyarakat Bima telah bergeser nilai transendental maja labo dahu karena dipengaruhi oleh kemajuan zaman, kurangnya kesadaran masyarakat untuk menghayati nilai-nilai yang terkandung didalam filosofi maja labo dahu. Maja labo dahu hanya dijadikan simbol saja sedangkan pada tataran implementasinya adalah sudah mulai luntur.

Maja labo Dahu sebuah falsafah yang berpoedoman dinila-nilai yang hidup dalam masyarakat, juga Maja Labo Dahu sesuai dengan pedoman religi agama Islam yang menjadi petunjuk hidup masyrakat Bima. Dengan demikian falsafah Maja Labo Dahu perlu dilakukan penerapan pada jalur formal pendidikan dasar dan menengah, dijadikan kurikulum lokal dalam pembentukan karakter anak-anak usia dini mulai dari Paud, SD dan SMP.

Pergeseran tersebut, tentu saja disebabkan dari berbagai permaslaahan dan kondisi riil masyarakat Bima yang mempengaruhinya, sehingga didalam kehidupannya terjadi pergeseran nilai filosofi kultur Maja Labo Dahu pada titik kulminasi rendah.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Kita tidak boleh apatis atau membiarkan terjadi pegeseran nilai-nilai filosofi Maja Mabo Dahu ditelan zaman, yang menyebabkan akan terjadi erosi karakter kehidupan masyarakat melampaui batas.

Semoga di Milad kota bima Ke 14 ada nilai-nilai perubahan transendental Maja Labo Dahu pada penguatan karakter pada jenjang pendidikan dasar dan menengah Kota bima untuk dijadikan kurikulum lokal…!

Allahul Musta’an

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Opini

Oleh : Munir Husen Dosen Universitas Muhammadiyah Bima Ada yang beda di hari ulang tahun Kota Bima 2024, bukan pada aspek subtansi rimpunya, melainkan...

Opini

Oleh : Munir Husen Dosen Universitas Muhammadiyah Bima   Pembangunan Masjid Agung Al Muwahidin awalnya inisiatif mantan Bupati Bima Drs. H. Zainul Arifin (Abu...

Opini

Oleh : Munir Caleg PKS Dapil III Asakota   Kunjungan Pj. Walikota Bima dengan pejabat OPD 15 Januari 2024 di Istana Wapres diterima oleh...

Opini

Oleh : Munir (Caleg PKS Dapil III Asakota) Pemilu adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden dan Wakil presiden dan DPRD...

Opini

Oleh : Munir Caleg PKS Dapil III Asakota Kelurahan Melayu Kec. Asakota luas wilayahnya 102,03 Ha/M2 jumlah penduduk 5.700 jiwa, tersebar di 15 RT...