
H Muhammad Lutfi, SE, saat memimpin apel pagi, Senin.
Kota Bima, Bimakini.- Wali Kota Bima, H Muhammad Luthfi, SE memanfaatkan momentum apel gabungan Pemkot Bima untuk mengutarakan persoalan yang dihadapinya, Senin 4 September 2024. Dia mengakui statusnya sebagai tersangka.
Berbeda dengan apel sebelumnya, jumlah yang hadir kali ini lebih banyak. Apalagi ini menjelang penghujung masa
Terkait persoalan yang sedang ditangani oleh KPK, dia menyampaikan untuk menghormati setiap proses hukum yang sedang berjalan.
“Saya masih berdiri dan berada disini, bagi saya hukum adalah panglima tertinggi di republik ini dan bagi saya kebenaran itu tidak akan pernah tertukar,” tutupnya.
“Seperti diketahui ini adalah bulan terakhir, tepatnya 26 September 2023 saya akan meletakkan jabatan sebagai Wali Kota Bima bersama Wakil saya,” ujarnya.
Dikatakannya, dalam setiap proses perjalanan selama memimpin Kota Bima bersama Wakil Wali Kota sudah banyak menggagas pikiran-pikiran. Menggagas konstruksi bangunan seperti apa yang diharapkan, menggagas pembangunan seperti apa yang dicita-citakan.
Artinya, semua yang telah dicanangkan mengenai wajah perencanaan Kota Bima mendapat penghargaan 4 kali berturut-turut.
“Ini tidak pernah terjadi dalam sejarah Kota Bima. Baru di periode saya, artinya bukan karena saya, tapi berkat kerja para ASN terbaik saya yang membangun Kota Bima hari ini sejajar dengan kota lain,” ucapnya.
Selain itu juga, di masa jabatannya selama 5 tahun ini, tidak ada budaya menyogok jabatan, “Karena di era saya tidak ada budaya pungut memungut, tidak ada budaya sogok menyogok dalam jabatan apapun,” tegasnya.
Dia menambahkan, bahwa ada sekelompok orang yang mengatakan bahwa di era kepemimpinannya bersama Wakil Wali Kota lebih jahat dari pemimpin sebelumnya.
“Saya katakan itu adalah orang yang tidak memiliki hati nurani sama sekali. Apapun kebaikan di depan mata tetap tidak ternilai karena telah tertanam kebencian dalam dirinya,” imbuhnya. IAN
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
