Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Tes Urine Wartawan

Wartawan saat mengikuti tes urine di BNNK Bima, Rabu.

PULUHAN wartawan dari berbagai media  massa mengikuti tes urine di kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Bima pekan lalu. Hasilnya negatif semua. Menariknya, tes urine  itu atas permintaan wartawan sendiri. Tentu saja dalam pandangan BNN itu merupakan langkah positif  untuk membantu kampanye pemberantasan penggunaan Narkoba di bumi Maja Labo Dahu. Meski demikian, belum semua wartawan terlibat di dalamnya. Sisi ini belum dimaksimalkan pada kesempatan berikutnya.  Namun, pesan dari para jurnalis untuk publik sangatlah jelas. Jika selama ini wartawan yang berkoar-koar soal Narkoba, bahkan berlomba memberitakan pada kesempatan pertama, maka saatnya mereka dituntut untuk ‘bersih duluan’.

Dari aksi simpatik wartawan itu, ada satu tantangan yang disampaikan Kepala BNN Kabupaten Bima, AKBP H Ahmad. Pria kalem itu malah menantang Pemerintah Kabupaten Bima dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bima untuk melakukan tes urine, seperti dilakukan wartawan dan komponen lainnya. Tantangan ini jelas menantang.  Urgensinya jelas,  pemerintah  (eksekutif dan legislatif) harus menunjukkan komitmen membangun daerah yang bebas Narkoba.  Tidak hanya sekadar lips service, omong-omong doang di  podium acara seremonial. Tidak hanya sekadar cuap-cuap di ruang publik. Tetapi, langsung dibuktikan melalui keberanian untuk mengetes apakah bersih dari pengaruh Narkoba dan obat terlarang lainnya.

Tantangan BNN itu selayaknya disambut cepat. Apalagi, dalam sejumlah kasus, oknum aparatur pemerintah terjaring penggerebekan oleh Sat Narkoba. Lebih dari itu, aparatur pemerintah selayaknya berada di garis depan untuk membantu mengampanyekan gerakan bersih dari Narkoba. Demikian juga para legislator. Mereka harus menunjukkan diri sebagai sosok terdepan dalam upaya pemberantasan Narkoba. Dimulai legalitas bersih dari Narkoba, lalu sesuai kapasitasnya tampil mencerahkan publik, terutama remaja dan pemuda yang gandrung Narkoba.

Sebagai daerah terbuka, Bima memang rawan peredaran Narkoba. Apalagi, dipengaruhi oleh rasa keingintahuan kaum muda dan pergaulan yang salah arah. Dari rangkaian kasus yang terungkap, Bima dalam radar ancaman serius para pengedar jika tidak diimbangi oleh upaya berjamaah untuk menekannya. Apalagi, Narkoba dan obat terlarang merambah pelajar dan mahasiswa. Membantu BNN dalam hal pemberantasan Narkoba, sama artinya dengan membantu negara dalam menyiapkan generasi andal untuk berkiprah dalam pembangunan.

Setelah wartawan, maka kelompok lainnya harus lebih berani lagi menawarkan untuk dites urinenya sebagai bukti dukungan terhadap kampanye massif pemberantasan Narkoba. Sekali lagi, eksekutif dan legislatif harus berani diuji kondisinya dari pengaruh Narkoba. Jangan sampai mereka yang terlibat dalam  pengambilan kebijakan dan keputusan penting lainnya ini dalam bayang-bayang buram pengaruh Narkoba.  Atau diam-diam memakai Narkoba. Ayo siapa yang berani dites urinenya? (*)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait