Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Gigihnya Nursia Memenuhi Kebutuhan Keluarga…

Foto Nas: Beginlah kegigihan Nursia mencari nafkah untuk menghidupi anak-anaknya. Siwe Mbojo yang berani menantang kehidupan!

Foto Nas: Beginilah kegigihan Nursia mencari nafkah untuk menghidupi anak-anaknya. Siwe Mbojo yang berani menantang kehidupan!

Bima, Bimakini.- Warga RT 02 Desa Maria Utara Kecamatan Wawo Kabupaten Bima, Nursia (65),  termasuk  wanita ulet. Sebagai orang tua tungga (single parent), dia  tidak kenal lelah  mengais rejeki  halal untuk menghidupkan tujuh anaknya. Suaminya  meninggal sejak 10 tahun silam.

Wanita ini nyaris setiap hari bolak balik Wawo-pasar Sape, Wawo-Kota Bima. Terkadang bolak balik  Wawo-pasar Tente. Menjajakan, kuncit mentah, tawoa, temulawa, dan terakhir menjajakan daun salam. Maka tidak heran wajah wanita ini terlihat hitam karena terbakar matahari, tetapi tidak pernah mengeluhkan kelelahan.

Kini enam anak-anaknya sudah berkeluarga dan tinggal seorang yang belum menikah. Setiap hari, Nursia  mengangkat beban berat hingga 60 kilogram (Kg), sesuatu  yang sulit dilakukan ibu-ibu  lainnya. Jarak rumahnya dengan jalan negara sekitar 200 hingga 300 meter mampu menjunjung karungan seberat 40  hingga 60 Kg. Seperti kebiasaan barunya,  menjual daun salam dan mampu menjunjungnya hingga  dua karung.

Berapa hasil yang didapatkannya dari  menjual daun salam? Untuk satu karung jika dijual di pasar Sape sekitar Rp30 ribu hingga Rp60 ribu. Tetapi, biaya transportasi  pergi- pulang sekitar Rp24  ribu hingga Rp30 ribu.

“Kalau saya hanya bawa satu karung habis untuk ongkos saja. Karena itu saya dan teman harus membawa sekitar lima karung hingga 10 karung daun salam yang sudah dikeringkan,” ujarnya di Desa Maria, Kamis (27/10).

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Apa tidak capek bolak-balik Wawo-Sape menjual daun salam? Kata Nursia, jelas melelahkan. Tetapi, mau bilang apa ini kerja seperti itu sudah dilakoni sejak puluhan tahun lalu. Mau mengeluh kepada siapa, kepada anak-anak saat itu masih kecil-kecil dan kini mereka bisa mencari makan sendiri dan dibawa  suaminya. Daripada banyak mengeluh dan meminta-minta kepada orang lain, lebih baik berpayah-payah mencari makan sendiri. Alhamdulillah semua anaknya sudah bisa mandiri.

“Itulah yang membahagiakan saya. Saat ini banyak anak yang membantu, tetapi saya tak boleh mengeluh kepada mereka, sehingga tetap berjualan hingga saat ini,” katanya.

Nursia mengaku banyak jenis yang dijualnya. Ada kuncit mentah, ada yang sudah digiling, temulawak, kunyit putih, tawoa, kayu manis, dan lainnya, termasuk daun salam. Untuk daun salam dikeringkan  dahulu sebelum dijual. Jika panas matahari dijemur sehari saja langsung dijual. Tetapi, jika musim hujan proses pengeringan hingga tiga hari. (BK23)

 

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Opini

Oleh: Abdussyahir”Ogie” Selamat Hari Buruh 1 Mei. Semoga para buruh bisa selamat sampai Mei berikut. Seperti sosok para buruh pemecah batu di Kota Bima....

Opini

Catatan; Mada Gandhi Kontribusi pariwisata pada ekonomi NTB hanya 1,73 % terhadap PDRB. Masih sangat jauh untuk diandalkan. Sektor Pertanian kontribusi tertinggi, justru hanya...

Politik

Mataram, Bimakini.- Tidak perlu menjelaskan siapa Bang Zul kepada siapapun. Karena di mata pembenci coklat yang disajikanpun dilihat lumpur. Sebaliknya di mata pecinta, lumpur...

Politik

Mataram, Bimakini.- Signal semakin kuat. Dr Zulkieflimansyah dan Dr Hj Sitti Rohmi Djalillah akan kembali berpasang pada perhelatan Pilgub NTB, November mendatang. Di laman...

Politik

Bima, Bimakini.- Politisi kawakan Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Bima Muhammad Aminurlah menatap optimis pemilihan kepala daerah mendatang. Pengalaman tiga periode di DPRD Kabupaten...