Kota Bima, Bimakini.com,-Guru SMKN 2 Kota Bima, Suhardiansyah (32), terpaksa harus ditangani medis di Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Paruga Jumat (26/9) pukul 19.30 WITA lalu. Korban mengalami luka parah di bagian wajah akibat dikeroyok oleh sepuluh pria berambut cepak. Peristiwa itu terjadi di depan mushala, samping terminal Dara Kelurahan Dara Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima.
Korban terluka di alis mata bagian kanan dengan diameter p3xl2xd1,
lima jahitan. Selain itu, luka robek pada pinggir hidung bagian kiri bawah,
diameter p2xl1xd1/2, dua jahitan.
Bagaimana ceritanya? Suhardiansyah mengaku hendak mengikuti dua rekannya Wahyudin dan Ruslan, menuju Ama Hami. Tiba-tiba di tengah jalan motor yang dikendarainya mogok di sekitar terminal. Karena mogok mencoba menaikan gas motor. Namun, saat itu ada ada tiga motor yang dikendarai oleh oknum aparat yang diduga anggota Brimob. Masing-masing berbonceng dua.
Saat itu, korban tidak menghiraukannya dan melanjutkan perjalanan menyusul dua rekannya itu. Akan tetapi, setelah sampai di SPBU Ama Hami untuk mengisi bensin, korban yang keluar menyusul rekannya tiba-tiba dihadang oleh lima motor berbonceng masing masing dua orang, dan langsung mengejar.
“Saya saat itu langsung berusaha menghindar dan lanjutkan perjalanan, tetapi tetap mengejar,” katanya di PKM setempat, Jumat malam.
Namun, sesampai di sekitar terminal Dara, lanjut warga RT 02 RW 01 Kelurahan Mande ini, merasa ketakutan dikejar berusaha masuk ke kantor Polsek Rasanae Barat untuk menyelamatkan diri. Di situ juga sepuluh orang berbaju preman dan berambut cepat dengan fisik masih muda menghadang dan mengeroyok.
Korban terseret dan pingsan di depan mushala samping Mapolsek Rasanae Barat. “Saya dikeroyok hingga tidak sadarkan diri,” katanya.
Saat itu juga, dia tidak mengetahui kejadian selanjutnya, karena sudah
berada di PKM Paruga dan ditangani medis. Menurut petugas setempat, dirinya diselamatkan oleh warga yang melihat kejadian itu. “Saya tahunya dah dijahit di pelipis kiri dan hidung,” ujarnya.
Saat ditanya apakah sebelumnya mengenal mereka atau sudah ada masalah sebelumnya, Suhardiansyah mengaku tidak mengenal sepuluh orang tersebut. Apalagi, bermasalah dengan mereka.
Paman korban, Ramli, SPd, MM, berharap kasus ini diusut tuntas, para pelaku harus diberikan tindakan tegas agar jera.
Kejadian itu telah dilaporkan ke Polres Bima Kota. “Kami telah melaporkannya,” katanya di Mapolres Bima Kota.
Kepala PKM Paruga, melalui petugas piket Nurmi, SKep, mengaku korban dibawa warga pukul 19.30 WITA dan telah ditangani. Korban telah dijahit di pelipis kiri dan hidung kiri bagian
bawah. “Korban setelah ditangani medis langsung dibawa pulang
keluarganya,” katanya di PKM setempat.
Kapolres Bima Kota melalui Kasat Reskrim, AKP Wendi Oktariansyyah, SIK,
kepada wartawan membenarkan adanya dugaan pengeroyokan terhadap warga Mande oleh sekolompok pemuda berambut cepak. Korban dikeroyok hingga mengalami luka pada pelipis kiri dan hidung kiri. “Iya kami sudah menerima laporan korban pengeroyokan,” katanya di SPKT Polres Bima Bota, Jumat malam lalu.
Untuk Indikasi dan motif pengeroyokan, lanjutnya, belum diketahui. Menurut korban, oknum yang mengeroyok belum diketahui termasuk belum bisa dikatakan anggota Kepolisian dari Satuan Brimob Detasemen Bima, karena masih diselidik. “Kami baru menerima laporan dan akan menyelidikinya,” katanya.
Pantauan Bimeks, setelah melaporkan ke Kepolisian, keluarga korban dan warga Mande mendatangi Mako Brimob Bima. Terlihat anggota Brimob dikeluarkan semua dan ditunjukan kepada korban agar bisa mengenalinya.
Setelah mengenali sejumlah pelaku, korban dan keluraga pulang kembali ke rumahnya masing-masing. Menurut paman korban Ramli, pimpinan Mako Brimob sudah meminta maaf kepada keluarga korban atas insiden itu. (BE31)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.