Awan hitam memayungi wilayah Kecamatan Parado, Selasa sore lalu. Kepala Desa (Kades) Rato Kecamatan Parado, Mansyur, terbunuh oleh pria yang menghadangnya di jalanan tengah hutan wilayah setempat. Apakah itu aksi ‘solo run’ ataukah berjamaah, pihak Kepolisian masih menyelidikinya. Kita mengharapkan pengusutannya cepat untuk mengimbangi dinamika dan reaksi masyarakat pascapenguburan korban. Kasus satu kecamatan seperti ini sensitif, karena letupannya bisa muncul sewaktu-waktu. Nah, semoga sisi ini sudah masuk dalam agenda antisipasi aparat keamanan.
Eksekusi sadis terhadap Mansyur itu patut disesalkan. Warna kekerasan muncul di tengah suasana damai yang ingin diwujudkan bersama. Parado yang dulu disimbolkan sebagai Paradise (surga), kini terbandrol dalam warna kekerasan yang menyesakan dada. Reaksi warga Rato yang hendak menyerang lingkungan Wane menandakan ada sinyal berbahaya yang harus diwaspadai. Kita berharap itu hanya ekspresi spontan, karena mereka berada dalam satu pelukan Parado di dataran tinggi itu.
Kasus ini harus selayaknya dicermati bersama sebagai luka sosial (baru) dan bisa menjadi bom waktu jika tidak segera diselesaikan. Masalahnya, motif eksekusi terhadap Kades Rato itu merupakan akumulasi dendam lama dari kasus pembunuhan Kaur Desa Wane satu tahun silam. Selain itu, kasus itu merupakan pengaruh injeksi cairan syaitan yang memenggaruhi spontanitas tindakan seseorang. Dalam kondisi mabuk dan pikiran melayang entah kemana, sedikit saja pemicunya akan berubah beringas dan fatal akibatnya. Kasus Kades Rato ini mirip dengan kasus Lamere Kecamatan Sape. Berawal dari pesta Miras, lalu bisa jadi ada tantangan kekerasan dan punya keberanian lebih untuk mengeksekusi. Miras memang satu di antara sumber kerusakan sosial. Teks agama telah mengingatkannya belasan abad lalu.
Parado harus segera dikembalikan dalam pakem kenyamanan kehidupan alami masyarakatnya. Suatu hubungan kekerabatan yang lekat dalam bingkai semangat kebersamaan dan kekeluargaan. Identitas inilah yang harus dijaga oleh masyarakat Parado. Kasus pembunuhan Kades Rato ini adalah ujian sosial. Mari kita menyerahkannya kepada aparat hukum untuk melaksanakan tugas dan kewenangannya. (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.