Bima, Bimakini.- Masyarakat Bima dihebohkan kasus pembunuhan Kepala Desa (Kades) Rato Kecamatan Parado Mansyur, SH, Selasa (25/10) sore lalu. Sejumlah pihak prihatin karena warna kekerasan muncul saat suasana tenang. Bagaimana menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bima?
Bagi Wakil Ketua MUI Kabupaten Bima, Drs HM Syatur H Ahmad, kejadian itu tragis dan luar biasa. Tindakan sadis itu disebabkan atau dilatarbelakangi oleh kerusakan moral generasi saat ini. Kerusakan moral generasi saat ini menjadi catatan dan tanggungjawab semua pihak untuk pembinaan mental. Misalnya di kalangan anak-anak yang memiliki tanggung jawab untuk pembinaan mental dan moral adalah orang tua. Jika di sekolah, ditangani guru dan di lingkungan adalah para tokoh atau tetua-tetua desa.
Selain sejumlah pihak itu, pemerintah adalah pihak yang utama memiliki tanggung jawab untuk pembinaan mental dan moral seluruh generasi. Hal itu harus dilakukan melalui tindakan nyata bersama seluruh perangkat untuk mewujudkan visi-misi Bupati dan Wakil Bupati. “Yaitu Kabupaten Bima yang RAMAH, bukan kabupaten yang di dalamnya suka marah-marah,” ujarnya.
Saat ini, sejumlah pihak hanya bisa mengomentari dan menyesali. Bahkan menyalahkan orang lain dari setiap peristiwa yang telah terjadi. Tetapi, sangat apatis melakukan tindakan atau upaya untuk mencegah bagaimana persoalan itu tidak terjadi.
Nah, menurut Syatur, apatisme untuk mengantisipasi agar sesuatu tidak terjadi itulah, maka sederet persoalan yang diakibatkan kerusakan moral akhir-akhir ini menjadi tindakan kriminal. Bahkan, kian meluas.
Katanya, MUI Kabupaten Bima telah melaksanakan kegiatan program pembinaan karakter pada sejumlah desa, demi terwujudnya moral generasi. “Parahnya, saat kami turun ke desa-desa, respons dan dukungan dari pihak aparatur pemerintahan desa untuk menggiring masyarakat agar hadir dalam acara pembinaan itu sangat minim, sehingga target atau ending yang diharapkan dari sebuah program itu tidak bisa dicapai secara maksimal,” terangnya.
Dijelaskannya, yang dilakukan MUI sekarang hanya program Khutbah Jumat dengan jumlah anggota 7-13 orang pada beberapa wilayah kecamatan. “Karena kurangnya respon dari masyarakat terhadap program pembinaan mental, yang bisa dilakukan oleh kita saat ini adalah program Khutbah Jumat saja,” akuinya.
Untuk itu, demi tercipta moral generasi yang baik, berikut terwujudnya Visi-Misi Kabupaten Bima RAMAH, diharapkan pada pihak Pemda serta seluruh pihak bersama mengambil tindakan pencegahan. (BK29)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.