Bima, Bimakini.- Beberapa hari meninggalkan lahan pertanian, kini petani Desa Risa dan Desa Dadibou Kecamatan Woha Kabupaten Bima yang terlibat bentrok di areal persawahan, sudah kembali
beraktivitas seperti biasa. Mereka terlihat mengolah sawah masing- masing. Meski demikian, bayang-bayang kekuatiran masih menghantui.
Untuk menjamin rasa aman terhadap petani, aparat Kepolisian yang masih bersiaga pada dua desa berjaga. Polisi juga ikut membantu petani menanam padi.
Warga Desa Risa, Anwar, mengaku sudah beraktivitas di persawahan untuk mengolah lahan, sebenarnya waktu sekarang sudah selesai masa tanam, namun karena kuatir akan menjadi korban bentrokan, terpaksa ditinggalkan dulu. “Saya mulai menggarap sawah di sebelah Timur Desa Risa, karena dua hari
ini alhamdulillah tidak ada lagi bentrok lanjutan,” jelasnya Minggu (15/01).
Dia mengakui, akibat bentrokan tersebut, banyak petani meninggalkan lahan pertanian, mereka juga
merugi karena buruh tani yang dibayar untuk tanam padi saat bentrokan tersebut sudah batal dan anggarannya hangus.
“Soal biaya tidak dipermasalahkan, namun kami berharap semoga bentrok tidak berlanjut, supaya petani bisa fokus, karena perrtanian menjadi pencaharian masyarakat Desa Risa,” jelasnya.
Diakuinya, pascabentrok itu banyak petani enggan menggarap lahan pertanian, kuatir sesekali akan diserang
saat mengurus swah. Selama dua hari terakhir, meminta bantuan aparat Kepolisian untuk mengamankan. “Bahkan, mereka juga ikut membantu menanam padi,” katanya.
Begitu juga disampaikan Ibrahim, warga Dusun Minte Desa Dadibou. Dia mengaku proses penanaman padi di sebelah Selatan rumahnya dibantu aparat Kepolisian yang berjaga. Bibit pagi sudah disimpan di sawah saat itu, dikuatirkan rusak dan tidak bisa dimanfaatkan lagi.
“Saya dan keluarga dibantu aparat Kepolisian menanam padi, karena masyarakat lain tidak berani kerja meski dikasih uang,” katanya.
Dia mengaku senang dibantu Polisi, selain itu juga dibantu pengamanan selama seharian berada di sawah. Meski suasana mulai tenang, namun tetap saja tidak berani masuk sawah, karena beberapa orang yang tidak puas bisa saja memunculkan bentrok lanjutan di areal persawahan itu.
“Semoga tidak ada lagi bentrok susulan dan tidak ada lagi kasus penganiayaan di luar sana sehingga memicu lagi
bentrok di dua desa ni,” harapnya. (BK34)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.