Bima, Bimakini.- Masyarakat petani di Kecamatan Sape Kabupaten Bima kini gundah-gulana. Hujan memang rutin mengguyur wilayah, tetapi debit airnya tidak tertampung. Lolos menyusuri alur sungai hingga bermuara di lautan. Bendungan Sape–masyarakat menyebutnya Raba Semen–yang diharapkan menjadi penampung dan pengatur air telah jebol. Jadinya, drainase yang membelah wilayah Sape itu kering kerontang.
Akibatnya, air yang selama ini diatur oleh petugas pembagiannya sudah tidak ada lagi. Petani setempat pasrah plus meradang. Mereka mengharapkan Pemerintah Daerah segera membenahi fasilitas warisan Belanda itu untuk kebutuhan masyarakat petani.
Pantauan Bimakini, Kamis (26/01) sore, Bendungan Sape kini sudah berubah arah pergerakan airnya. Menerobos sisi Utara. Padahal, sebelumnya tertahan di penampungan meskipun sudah dangkal. Selanjutnya melewati lubang menuju drainase buatan jaman Belanda itu.
Pemandangan jebolnya bendungan itu kini menjadi pusat perhatian masyarakat Sape. Tidak saja intipan para petani yang ingin melihat dari dekat tingkat keusakannya, tetapi juga masyarakat umum yang menguatirkan berubahnya arah aliran air.
Petani asal Desa Naru Barat, Abdullah, mengaku saat ini para petani yang selama ini mengandalkan aliran air dari drainase terpaksa ‘gigit jari’. Bendungan Sape sudah tidak bisa diharapkan lagi setelah diterjang banjir pada setiap waktu. Aliran air mengalir dari sisi Utara bendungan dan berlanjut ke sungai. “Para petani kelabakan setelah Raba Semen jebol,” katanya di Sape, Kamis (26/01) siang.
Dia meminta perbaikan keusakan itu segera dilakukan agar kondisi bendungan seperti sebelumnya.
Sejumlah petani lainnya juga menguatirkan kerusakan karena sumber air untuk pengairan tidak ada lagi. Mereka meminta bandungan yang jebol segera diperbaiki oleh pemerintah.
Tidak hanya petani. Warga Sape yang berada di sekitar bantaran sungai menguatirkan berubahnya arah aliran air itu. Masalahnya jika ada banjir dalam skala yang lebih besar lagi, maka tingkat kerusakannya akan lebih parah dan mengancam permukiman warga sekitarnya. (BK22)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.