Bima, Bimakini.- Banjir yang merendam wilayah enam desa di Kecamatan Woha Selasa siang, tidak hanya meluap di permukiman warga. Ada kerusakan lain sehingga mengancam kehidupan warga setempat. Satu di antaranya bronjong tebing sungai di Desa Samili amblas. Akibatnya, empat rumah warga di bantaran sungai terancam rubuh.
Kepala Desa (Kades) Samili, Muhammad Hatta, menjelaskan empat pekarangan rumah milik warga di RT 12 Dusun Sakala Desa Samili terkikis atau longsor, disebabkan bronjong sepanjang tebing sungai ambruk diterjang arus Selasa lalu. Peristiwa itu menimpa bagian belakang rumah milik Ramli M Saleh, Aswad, Juraidah, dan Ramli longsor. “Kondisi itu mengakibatkan ambruknya bronjong Selasa lalu,” jelas Kades di lokasi, Kamis (02/02/2017).
Dibeberkannya, musibah itu mengakibatkan kamar mandi dan pagar sepanjang 14 meter di belakang dapur milik Juraidah ikut longsor. “Keempat rumah milik warga itu terancam ambruk, sampai saat ini kondisi tanah itu retak sedikit demi sedikit, karena brongsong yang ambruk lebih tinggi air sungai,” jelasnya.
Kades menyayangkan bronjong yang baru dikerjakan oleh kontraktor pada satu bulan lalu itu, karena bisa secepat ini rusak diterjang banjir. Hal itu disebabkan kondisi tanahnya mudah bergerak dan tidak ada fondasinya.
“Bronjong itu hanya diletakkan di atas tanah, artinya tidak ditanam dulu supaya ada fondasi atau tidak ada yang pegang kekuatannya supaya bisa kuat meski diterjang apa saja,” terangnya.
Diakuinya, kondisi bronjong yang jebol ini sudah dilaporkan kepada Pemerintah Kecamatan Woha dan Pemerintah Kabupaten Bima supaya dievaluasi kembali. Minimal ada perbaikan, karena ini masih dalam tahap pengawasan.
“Saya sudah imbau warga agar tidak berada di wilayah bantaran sungai, karena bisa membahayakan mereka,” ujarnya. (BK34)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.