Dompu, Bimakini.- Polemik nama Kantor Bupati Dompu “Paruga Parenta” terus terjadi. Ada pro kontra dengan pemberian nama itu.
Bupati Dompu Drs H Bambang M Yasin menjelaskan, dahulu sebuah bangunan diberi nama Paruga, Palada dan Parangga. Istilah Paruga, yakni bangunan besar dan tidak ada batas yang bertujuan untuk kegiatan atau aktifitas.
“Jadi Paruga itu untuk kegiatan dan aktifitas pemerintahan,” jelasnya.
Sementara, kata Bupati, Parenta memiliki makna yang sangat luas. “Artinya jika kita tidak mau di perintah makan jangan ganggu hak orang lain . Kita boleh menuntut hak,” kata Bambang.
Dalam Negara, kata dia, ada yang memerintah dan diperintah. Karena demokrasi ada hak dan tanggung jawab. “Jika tidak ada orang yang mau diperintah apa jadinya negara ini,” katanya.
Hak dan kewajiban itu harus dilakukan, kata Bambang, saat ada keberimbangan. Karena syarat sebuah Negara, ada warga dan ada pemerintah.
Merespon polemik itu, Bupati mencoba bersikap Arif. Tidak menutup kemungkinan ada orang yang bisa memberikan argumentasi yang tepat dan masuk akal terkait nama itu.
Bupati juga menjelaskan, jika ingin melakukan sesuatu dan ingin dikenang orang, jangan yang biasa biasa, tapi harus yang luar biasa. Bupati juga mengakui nama Gedung Paruga Parenta juga ada di Bima. Tapi menurutnya tidak ada masalah soal kesamaan, karena Bima dan Dompu satu bahasa.
Bahkan salah satu ruang rapat di Kantor Bupati akan diberi nama “Sama Ngawa”. (JUN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.