Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Warga Tente Sorot Pemasangan Beton Saluran Air

Bima, Bimakini.- Pemasangan beton saluran air di Desa Tente Kecamatan Woha Kabupaten Bima disorot oleh warga setempat. Mengapa? Mereka menilai tidak sesuai petunjuk pekerjaan.
Selain pekerjaan yang membutuhkan waktu lama, pekerja juga tidak beraturan memasang kontruksi. Akhirnya hasilnya jelek dan terancam tidak bertahan lama.

Warga Desa Tente, Muhammad, menilai selama pekerjaan terjadi acuh tidak acuh, sehingga membutuhkan waktu dan tidak berfungsi sesuai pemanfaatannya. “Pemasangan beton tidak rata dan tidak rapi,” sorotnya di Woha, Selasa (18/04/2017).
Kata dia, setiap musim hujan banyak genangan air di jalanan, sehingga sangat menggangu pengguna jalan. Terutama air itu akan masuk ke lingkungan dan rumah warga. “Lucu pekerjaan proyek ini, sama sekali tidak ada lobang pengisap air dari jalan ke saluran air,’ terangnya.

Dikatakannya, penilaian pekerjaan tidak berdasarkan teknis pekerjaan, karena bambu penyangga pengecoran beton tidak dikeluarkan dari saluran air. Selain itu pemasangan beton tidak rapat. Tidak hanya itu, saluran air tidak berfungsi sama sekali. “Pinggir saluran air tidak dirapikan dan banyak penutup saluran air yang patah,” tuturnya.

Dia juga menyorot, beberapa pemilik toko menutup permanen. Bahkan, melewati bahu jalan, sehingga menggangu pengguna jalan yang melewatinya. Pemerintah seharusnya mengontrol supaya pemilik toko tidak sewenang- wenang. “Pemerintah jangan hanya menerima laporan kontraktor. Tapi harus cek fisik, supaya melihat langsung kebobrokan pekerjaan ini,” jelasnya.

Akibat pekerjaan ini, diakuinya, kabel lampu jalan di persimpangan Tente putus sampai sekarang tidak diperbaiki. Tidak ada tanggung jawab dari pihak pelaksana. “Proyek ini bukan menguntungkan bagi masyarakat, justru menyengsarakan,” sorotnya lagi.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Kata Muhammad, percuma Desa Tente menyumbang PAD ke Kabupaten Bima sebanyak Rp30 miliar per tahun, yang diambil dari retribusi pasar sebanyak Rp102 juta/bulan, namun disetor ke Dispenda hanya Rp8 juta. “Sisanya kemana. Sangat tidak adil kalau diberikan saluran air yang seperti ini,” ujarnya.

Pelaksana proyek, Junaidin, yang coba dihubungi melalui Ponsel-nya menyarankan agar menghubungi langsung Direktur soal pekerjaan yang dinilai tidak sesuai keinginan masyarakat itu.

Dia menilai Direktur itu lebih mengetahui soal teknis pelaksanaannya. Hingga Selasa sore, Junaidin berjanji akan mengirimkan nomor Ponsel Direktur yang bernama Imron. Namun, tidak kunjung ada SMS atau konfirmasi balik. (BK34)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Pedagang di pasar Tente, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, menilai pekerjaan drainase sekitar pasar tidak berlualitas dan lamban. Sebab beton yang dipasang untuk...