Apa yang ada di benak Anda ketika muncul kata mutasi, rotasi, promosi, dan demosi? Pasti suatu hal menarik karena berkaitan dengan produk hak prerogatif Kepala Daerah. Biasanya yang kerap muncul adalah prediksi siapa saja yang bakal ditarik ke atas gerbong. Kira-kira apa investasi politiknya saat Pilkada lalu, juga menjadi bahan perbincangan. Di media jejaring sosial, keramaian itu bisa dilihat dalam beragam sudut pandang masing-masing.
Ya, Agustus ini, Wali Kota Bima dan Bupati Bima mengisyaratkan akan menggerakan gerbong mutasi. Isi gerbong pilihan Bupati Bima yang menarik disimak, karena merupakan edisi perdana sejak kepemimpinannya. Mutasi memang hak prerogatif Kepala Daerah. Siapa yang ditunjuk untuk menjadi pejaga gawang di level teknis SPKD, semuanya ditentukan oleh pilihan Kepala Daerah. Masyarakat hanya bisa berharap agar keseluruhan prosesnya mengikuti aturan yang berlaku.
Sisi yang penting bagi publik adalah mereka yang dipilih itu figur yang tepat, pada posisi yang tepat, dan saat yag tepat pula. Figur yang mampu melaksanakan tugas teknis dan mendukung pencapaian visi-misi Kepala daerah. Visi Bima yang RAMAH. Sebagai penanggungjawab birokrasi, Kepala Daerah tentu saja akan berhitung cermat-taktis-strategis terhadap sosok pembantunya. Subjektivitas pasti ada. Tidak terhindarkan. Masalahnya, karena para figur itu dipilih oleh politisi dengan segala perhitungan dan gempuran kepentingan di belakangnya.
Sekali lagi, semoga mereka yang dipilih mampu menunjukan kinerja tinggi dan amanah. Mereka yang berkomitmen kuat membangun daerah. Tentu saja bukan mereka yang telah ‘memasang kuda-kuda berniat jahat’ terhadap penggunaan dana operasional dan kewenangannya tanpa landasan aturan. Kita berharap mereka sosok yang selama ini telah menunjukkan integritasnya.
Nah, siapa saja yang bakal mengisi gerbong mutasi itu? Kita menunggu saja. Semoga muncul skuad terbaik yang memastikan bahwa kapal besar Kabupaten Bima sedang dalam perjalanan menuju pantai harapan. Semoga! (*)