Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Tiga Daerah Ini ‘Unggul’ Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak

Kepala BPPPKB Provinsi NTB, Hj Baiq Eva Cahyaningsih saat menyampaikan materi.

Kepala BPPPKB Provinsi NTB, Hj Baiq Eva Cahyaningsih saat menyampaikan materi.

Mataram, Bimakini.- Dari 10 Kabupaten dan Kota  di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), ada tiga kabupaten yang memiliki rekor tertinggi dalam kasus tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak. Daerah manakah itu?Kepala Badan  Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPPKB) NTB,  Hj Baiq Eva Nurcahyaningsih, MSi, menyebut  Kabupaten Dompu, Lombok Timur, dan  Lombok Barat. Fakta di Dompu sungguh mengherankan. Hal itu jika dilihat dari jumlah penduduk  di  Dompu sangat sedikit bila dibandingkan  Kota/Kabupaten lainnya  di NTB.

“Akan tetapi, kalau masalah tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak justru kabupaten ini meraih rekor tertinggi,” sentilnya saat   pembukaan Temu Daerah Puspa 2016 NTB di hotel Golden Palace Mataram, Rabu (09/11) siang.

Berkaitan dengan  kondisi tersebut, katanya, ini merupakan tanggung jawab bersama untuk menekan  kekerasan terhadap perempuan dan anak, terutama   peserta Temu Daerah Puspa 2016 dari Kabupaten Dompu. Dia berharap bisa memberikan inovasi baru untuk memberikan solusi  terbaik agar angka tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak bisa terminimalisasi. “Bahkan tidak akan terjadi  kemudian hari,” harapnya.

Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Dompu, Jaelani, yang dikonfirmasi mengatakan  memang benar angka tindak Kekerasan Dalam RumahTangga (KDRT) serta tindak kekerasan terhadap anak di Kabupaten Dompu sangat tinggi.  Dikatakannya, berdasarkan data  LPA Dompu, jumlah kasus KDRT dan kekerasan terhadap anak di Kabupaten Dompu tahun 2015  di atas 100 kasus. “Hingga  Oktober 2016 sekitar 220 kasus,” sebutnya.

Menurutnya, tingginya angka tindak KDRT dan kekerasan terhadap anak disebabkan   beberapa faktor dan faktor utama sebagai pemicunya. Yakni  masalah ekonomi, faktor lingkungan, dan  beberapa faktor lainnya. “Hal yang jelas kesenjangan ekonomi yang jadi faktor utamanya,” ungkap Jaelani.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Untuk menekan angka tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, menurutnya, dibutuhkan sikap proaktif semua pihak. Mulai dari pihak pemerintah hingga partisipasi masyarakat   untuk   pencegahan. “Seperti melaksanakan sosialisasi dan kampanye antikekerasan terhadap perempuan dan anak,” pungkasnya. (BK29)

Bagikan berita

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Hukum & Kriminal

Kota Bima, Bimakini.- Untik mempererat hubungan antara Polri dan masyarakat serta memastikan kenyamanan tempat ibadah, Polres Bima Kota beserta Polsek jajaran menggelar kegiatan bakti...

Peristiwa

Matram, Bimakini.- Keluhan terhadap Permen Kelautan dan Perikanan (KP) No 7 Tahun 2024 ternyata tidak hanya oleh DPD HNSI NTB. Tapi hampir seluruh stakeholder...

Hukum & Kriminal

Kota Bima, Bimakini.- Tim Opsnal Polsek Rasanae Barat (Rasbar) Polres Bima Kota kembali berhasil menggagalkan upaya peredaran minuman keras (Miras) di wilayah hukumnya. Kali...

Hukum & Kriminal

Dompu, Bimakini. – Pemindahan tempat penahanan dari rumah tahanan Polres Dompu ke rumah tahanan Polda NTB terhadap 5 (lima) aktivis HMI yang melakukan pengerusakan...

Hukum & Kriminal

Dompu, Bimakini. – Aktivis HMI dan KAHMI Kabupaten Dompu akan melakukan aksi unjuk rasa setiap hari selama 1 (satu) bulan penuh. Hal itu sesuai...