Connect with us

Ketik yang Anda cari

Berita

Karakter Diupayakan kembali menjadi Ruh Pendidikan

Bima, Bimakini.- Tahun ini, tema upacara memeringati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)  adalah Percepatan Pendidikan yang Merata dan Berkualitas. Bupati Bima, Hj Indah Dhamayanti Putri, membacakan sambutan Menteri  Pendidikan Dan Kebudayaan seputar tema  itu.

Dikatakannya, tema itu erat kaitannya dengan fenomena dunia yang berubah sangat cepat dan menuntun kualitas semakin tinggi. “Untuk itu, mari kita resapi dan renungi tema tersebut kemudian  wujudkan karena dengan begitu maka seluruh lapisan masyarakat akan dapat menjangkau layanan pendidikan yang berkualitas,” ujar Bupati saat menjadi Irup peringatan Hardiknas di halaman persiapan kantor Pemkab Bima, Kecamatan Woha, Selasa (02/05).

Melalui  pendidikan yang berkualitas dan merata, kata dia, makna tersebut dapat dikenyam oleh seluruh warga bangsa, maka ikhtiar mencerdaskan kehidupan berbangsa sebagaimana diamanatkan UUD 1945 dapat terwujud.

Katanya, setiap memeringati Hardiknas, tidak akan pernah lupa dengan sosok Ki Hadjar Dewantara.  Hardiknas didasarkan atas hari kelahirannya  dan telah disepakati sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Tanpa bermaksud mengecilkan peran tokoh pendidikan lainnya, peran Ki Hadjar Dewantara pada awal perintisan pendidikan nasional memang sangat besar, yakni berupa gagasan, pemikiran, maupun terawang masa depan yang kerap relevan dan menjadi acuan bagi pembangunan pendidikan nasional.

Dalam tataran konseptual, bebernya, sekarang sedang diupayakan agar karakter kembali menjadi fondasi dan ruh pendidikan nasional. Untuk pembentukan karakter, harus dimulai dari perioritas pada jenjang pendidikan dasar (Basic Education).

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Untuk jenjang pendidikan lebih lanjut, katanya, harus kondusif bagi peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi dirinya semaksimal mungkin melalui   ketrampilan dan keahlian yang berdaya pada kompetensi tinggi.

Disampaikannya, dalam mewujudkan tujuan itulah, sekarang tengah diupayakan penyelarasan, penyatuan, dan pembaruan bidang kebudayaan dengan pendidikan. Begitu juga dalam pemanfaatan sumber-sumber belajar di kelas, lingkungan sekolah, dan  luar lingkungan sekolah sehingga proses pembelajaran tidak terkotak-kotak, tersekat-sekat, tertutup dan sumpeng melainkan terbuka, luwes dan leluasa.

Dikatakannya, reformasi pendidikan nasional tersebut merupakan proses jangka panjang, bukan sesaat dan jangka pendek sehingga perlu dilaksanakan secara sistimatis, prosedural dan bertahap. Dukungan dan partisipasi konstukrif semua jajaran pelaksana pendidikan, pemangku kepentingan serta seluruh elemen masyarakat.

Tidak heran, hasil reformasi pendidikan nasional tersebut semoga berbuah manis dan melegakan bagi seluruh warga bangsa Indonesia. Khususnya masyarakat Kabupaten Bima. “Memang kita tidak nikmati sekarang, tetapi biscaya anak-cucu kita bakal menikmatinya nanti,”  ujarnya. (BK29)

Iklan. Geser untuk terus membaca.
Bagikan berita

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait