Bima, Bimakini.- Mobil Dinas (Mobdis) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Litbang Kabupaten Bima dirusak di depan kampus STKIP Taman Siswa Bima, Jumat (27/10). Mobil bernomor Polisi EA 12 X itu membawa kafilah Kabupaten Lombok Utara yang untuk mengikuti lomba di kampus setempat. Mobil dilempari batu oleh beberapa pendemo yang datang dari arah Kota Bima.
Waka Polres Bima Kabupaten Kompol Abdi, SSos, membenarkan insiden itu. Mobil Dinas itu sedang membawa satu anggota kafilah dari Lombok Utara menuju kampus STKIP Taman Siswa Bima langsung dihadang beberapa orang.
“Iya benar ada insiden perusakan dan pelemparan oleh beberapa orang terhadap mobil pemerintah itu,” jelasnya dihubungi via telepon seluler, Jumat.
Kata dia, mobil itu hendak masuk ke kampus setempat yang dijadikan tempat berlangsung salahsatu cabang Tilawah MTQ Provinsi NTB. “Mobil itu mengalami kerusakan di bagian depan dan samping karena dilempar,” jelasnya.
Siapa yang merusak dan melempari mobil berwarna hitam itu? Abdi menyebutkan ada beberapa orang dari massa pendemo yang sepulang melakukan aksi di Kota Bima.
“Perusakan itu sudah dilaporkan ke pihak Kepolisian dan akan kami atensi insiden memalukan ini,” katanya.
Bagaimana reaksi pihak kampus STKIP Taman Siswa Bima? Melalui Wakil Ketua IV
Bidang Kerjasama dan Kehumasan STKIP Taman Siswa Bima, Hadi Santoso, ST, MM, mengelarifikasi insiden di depan kampus setempat melalui surat Nomor: 001/STKIP-TSB/PR.WA.04/X/2017 yang ditembuskan ke berbagai pihak.
Hadi menjelaskan, perusakan Mobdis itu terjadi di depan kampus setempat dan bukan dalam lingkungan kampus. Pihak yang menyebarkan rumor insiden itu terjadi di dalam kampus agar segera meluruskan karena tidak sesuai fakta.
Kata Hadi, kronologi kejadiannya berdasarkan saksi dan rekaman CCTV pada Pos Satpam kampus STKIP Taman Siswa Bima, sekitar pukul 14.18.19 WITA sekelompok mahasiswa/pemuda datang dari arah Utara gerbang kampus STKIP Taman Siswa menggunakan mobil bak terbuka. Dari atribut yang dipakai membuktikan bahwa mereka bukan dari BEM/DPM atau Organisasi Intra-Kampus STKIP Taman Siswa.
Fakta itu dikuatkan oleh Surat Pernyataan BEM STKIP Taman Siswa Bima yang menyatakan tidak ada satu pun organisasi intra-kampus STKIP Taman Siswa yang berunjuk rasa pada Jumat. “Lalu mereka turun dan mulai berorasi. Tidak ada satu pun mahasiswa yang berdemo itu masuk kampus. Sebaliknya, tidak ada mobilisasi massa mahasiswa yang keluar kampus,” ujarnya.
Berdasarkan pengakuan saksi mata, klaim Hadi, ada oknum pemuda yang naik ke Mobdis EA 12 X, lalu memukul mobil menggunakan tongkat kayu pengikat bendera aksi pada beberapa bagian mobil yang memuat kafilah Lombok Utara.
Dibeberkannya, melihat aksi mahasiswa/pemuda itu, tiga Satpam mulai bersiap di gerbang kampus. Terlihat Mobdis EA 12 X masuk kampus dalam keadaan penyok.
Dari kejadian tersebut, STKIP Taman Siswa Bima memohon maaf kepada kafilah Lombok Utara, panitia MTQ Provinsi NTB, Pemerintah Provinsi NTB, Pemerintah Kabupaten Bima, dan masyarakat NTB umumnya. Menyesalkan insiden itu dan meminta kepada aparat Polres Bima agar mengusut tuntas kejadian anarkis tersebut dan menindak sesuai hukum yang berlaku.
Hadi menyatakan karena kejadian di luar kampus dan tidak ada satu pun personel Kepolisian, maka perlu penempatan personel Kepolisian di areal kampus STKIP Taman Siswa Bima selama kegiatan MTQ berlangsung. “Kami meminta segenap mahasiswa dan seluruh civitas akademika STKIP Taman Siswa Bima berpartisipasi aktif dalam menyukseskan MTQ NTB,” katanya.
“Meminta panitia MTQ NTB agar menempel tanda rombongan kafilah pada setiap mobil, agar lebih mudah dilakukan prioritas dalam segala aktivitas STKIP Taman Siswa Bima,” tambahnya.
Pihak STKIP Taman Siswa Bima siap mengantar-menjemput kafilah yang berlomba di kampus setempat menggunakan bus. Personel dan biaya ditanggung oleh kampus setempat. (BK34)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.