Bima, Bimakini.-Awal kedatangan dan munculnya program vaksinasi gratis dari pemerintah, untuk menjaga imunitas tubuh di tengah Pandemi Covid-19, suntik vaksin di mata masyarakat ibarat maut yang menjadi akhir kehidupan manusia. Bahkan dikatakan menjadi “neraka” karena menjadi momok bagi warga.
Sosialisasi yang digelar aparat pemerintahan dan stakeholader lainnya pun, seolah menjadi angin lalu. Warga malah lebih mempercayai hoax, dampak buruk pasca_vaksin yang beredar di media sosial dan berseliweran di masyarakat umum.
Tak pelak target vaksin yang dipatok pemerintah pun jauh dari harapan. Meskipun berbagai cara telah dilakukan, terlebih dari aparat keamanan yakni Polri dan TNI.
Yang terakhir dan dianggap paten, polisi dan TNI langsung ‘’mencegat’’ pengendara baik roda dua dan empat di jalanan untuk di vaksin. Namun tetap memalui prosedural yakni tahap screening dan laiinya. Untuk mengecek apakah layak atau tidak untuk di vaksin.
Upaya ini rupanya dinilai cukup ampuh dalam mengajak masyarakat untuk di vaksin, hingga target nyaris mencapai. Petugas medis dan aparat malah kewalahan dalam melayani masyarakat yang ingin di vaksin.
Cari lain pun dicari aparat kepolisian dan TNI dalam mengajak masyarakat untuk vaksin. Yakni menjemput bola, dengan door by door.
Fakta terbaru yang diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, Fahrurahman SE kepada media ini, kesulitan mengajak masyarakat untuk vaksin mulai berbalik 180 persen. Dimana, warga kini malah berbondong-bondong datang sendiri untuk meminta dirinnya untuk di vaksin.
Masyarakat awam yang berada di pelosok-pelosok Kabupaten Bima katanya, bahkan rela membayar ‘’patungan’’ mobil bak terbuka dan sejenisnya, untuk datang menuju puskesmas rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan.
‘’Sekarang orang datang vaksin sendiri kayak mau rebutan Sembako. Itu setiap hari sekarang, alhamdulillah sekali,’’ ujar eks Kepala Diskominfostik Kabupaten Bima kepada media ini kemarin.
Yang parah lanjutnya, masyarakat malah sampai menuduh petugas medis menyembunyikan stok dosis vaksin, lantaran stok dosisi yang disediakan pemerintah ludes saban harinya. ‘’Ini kata mereka yang tidak dapat bagian hari itu,’’ ulasnya.
Data terbaru kini ungkapnya, stok 6 ribu dosis yang disediakan pihaknya untuk vaksin di 18 kecamatan yang tersebar di Kabupaten Bima malah ludes dalam waktu satu hari. Paling telat katanya maksimal selama dua hari saja.
Pihaknya mengaku cukup bersyukur dengan berubah dratisnya tingkah laku masyarakat, yang dulu ogah di vaksin kini mlaah menjadi buruan warga. Penyebabnya katanya, karena vaksin seiring sudah menjadi kebutuhan ‘’wajib’’ bagi masyarakat umum. Baik kalangan remaja, dewasa bahkan orang tua.
Jika saat awal yakni vaksin pertama bahkan menjelang vaksin kedua, tantangan cukup berat diakuinya lantaran isu hoax yang menyerang bahkan hingga menjadi neraka pasca-vaksin, kini katanya terbantahkan dan malah menjadi sehat dan sistemunitas tubuh menjadi kuat. Sama seperti yang diniatkan pemerintah yakni herd immunity.
Berubahnya psikologis masyarakat seiring berkembangnya waktu inilah katanya yang patut disyukuri oleh pihaknya, terlebih para batalyon vaksinator yang berjuang untuk mengajak masyarakat untuk melakukan suntik vaksin pada semua pihak.
Yang menjadi kendala dikeluhkan Dinas kesehatan diakuinya, malah menunggu distribusi stok vaksin ke kota dan kabupaten untuk memenuhi keinginan masyarakat yang menggebu-gebu untuk segera di vaksin. Apalagi warga yang benar-benar butuh di untuk di vaksin. Karena selain memang memiliki kepentingan khusus, juga untuk kekebalan tubuhnya selama Pandemi Covid-19.
Sementara itu seorang warga yang ditemui media ini saat hendak melakukan suntik vaksin kedua, mengaku seolah ‘’ketagihan’’ untuk vaksin. Selain karena katanya anjuran dari pemerintah, kini katanya ia mengaku sangat membutuhkan dengan berbagai kepentingannya.
‘’Asli ternyata vaksin memang bagus untuk kesehatan. Lebih sehat, imun juga terjaga. Makanya saya datang suntik vaksin kedua ini setelah sebulan lalu vaksin satu,’’ ujar Anggi kepada media ini, Selasa (19/10).
Ia mengajak masyarakat terlebih yang belum vaksin dan takut akan vaksin, agar segera datang ke tempat pelayanan ksehatan segera. Karena diyakininya, pasca-vaksin tubuh akan terasa sehat dan kuat seperti yang dirasakan dirinya dan keluarganya yang sudah melakukan suntik vaksin.
‘’Ga usah percaya hoax dan yang berseliweran itu. Ga benar, malah sebaliknya. Lebih sehat dan kuat. Ini berat badan saya sudah naik dan enak makan dan enak tidur,’’ yakinnya saat berada di salah satu Puskesmas di Kota Bima.
Ia berharap, setelah vaksin tahap dua ini, jua nanti mendapatkan vaksin moderna yang konon ia dapatkan informasi dari rekan medisnya, tubuh menjadi lebih kuat dan bebas dari Virus Korona. Toh juga ditegaskannya kembali, sebelum di vaksin tetap dan harus melalui tahap screening.
Dimana katanya untuk mengecek apakah kondisi layak atau tidak untuk di vaksin.
‘’Ayok jangan takut di vaksin, aman kok. Yang percaya hoax, itu asli hoax dan ga sembarang juga perawatnya suntik kok. Harus diperiksa dulu kesehatan dan pasti mereka tanya-tanya. Saya sekarang asli lebih sehat dan kuat. Tambah satu lagi, enak tidur enak makan,’’ pungkasnya dengan ada gembira. Ikra Hardiansyah
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.