Kota Bima, Bimakini.- Beberapa hari belakangan ini, netizen dikejutkan dengan video seorang siswa sebuah SMA di Bima atau Dompu yang sedang protes polisi lalulintas (Polantas) dan mempertahankan motornya saat dirazia di sebuah tempat yang belum diketahui.
Dalam video yang diduga direkam dengan kamera seluler ini, terlihat seorang siswa dengan pakaian seragam putih abu berjuang dan mempertahankan sepeda motornya yang sudah ditilang oleh Polantas sambil menangis dengan memeluk motornya.
Hingga berita ini ditulis, video ini telah ditayang 62 ribu kali, dibagikan 417 kali, dan disukai oleh 175 orang. Video ini belum jelas siapa yang pertama sekali mengunggah di Facebook, tetapi hebatnya sudah diunggah juga oleh Fanpage resmi Otosia.com, salah satu media otomotif terkemuka di Indonesia. Media online dengan ranking web di Indonesia 771.
Otosia.com baru saja mengunggah di Fanpage miliknya sekitar enam jam saat berita ini ditulis. Video tersebut mengundang perhatian banyak netizen dengan mengomentarinya. Karena kebanyakan yang komentar bukan dari Bima atau Dompu, maka mereka tidak mengerti apa yang diucapkan oleh siswa SMA dalam video dengan Nggahi Mbojo (bahasa Bima) ini. Pemilik akun Nurjaman Azzam menulis; gak ngerti bahasax, yg terakhir ajh baru bahasa Indonesia. Sementara pemilik akun Agus Riyanto sepertinya sedikit memahami. Dia menulis; Jual motor beli helm, pake tiap harii kesekolah.. Biar bisa ambil ilmu pelajaran.. Drpd naek motor gak pake helm , ketilang gak mau dibawa motornyaa.. Edann.
Pada video itu, siswa yang belum diketahui identitasnya tersebut memrotes Polantas yang merazia motornya. Dia ditahan karena tidak menggunakan helm pengaman. Dia keberatan bahkan memrotes katanya ada pengendara yang tidak ditahan walau tidak mengenakan helm. Dia menangis meraung-raung meminta agar Polantas tidak menahan motornya karena takut dimarahi oleh orang tuanya.
Polantas yang juga bisa berbahasa Bima berusaha untuk memberikan penjelasan kepada siswa tersebut terkait dengan ditahannya motor tersebut. ”Jangan tahan motor saya, jangan nanti saya dimarahi oleh orang tua saya,” katanya. Dia protes karena karena Polantas dinilainya tidak adil. Dia mengaku dirinya memang kecil, tetapi jiwanya besar. ”Mada memang to’i, na’e jiwa ku mada ke. Wati adil poda ita doho ke, nggira aka dihori mada ditaha. (Saya memang masih kecil, tetapi jiwa saya besar. Kalian tidak adil, yang lain dilepas, sementara saya ditahan, Red). Indonesia negara hukum, mana hukumnya di sini, tidak ditegakkan. Tidak adil benar ini, anak sekolah ditahan, mau sekolah mau cari ilmu. Kami ini penerus bangsa,” katanya sambil menangis. Ada suara yang mengatakan agar dia pakai helm yang langsung dijawab lagi bahwa dirinya tidak ada ada uang. ”Kalau tidak percaya lihat di rumah saya tidak ada helm pak,” katanya. (BK.27)
Ini videonya.
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.