Kota Bima, Bimakini.- Tiga kepala keluarga di RT 08/09 RW 03 Kelurahan Penaraga masih hidup di tenda pengungsian. Bahkan satu di antara mereka mengalami sakit stroke.
Dinginnya udara malam, telah menjadi sahabat buat mereka. Demikian juga kala terik matahari. Mereka tidak memiliki apa-apa lagi, rumah habis diterjang banjir.
Pantauan Bimakini.com, mereka melakukan aktivitas keseharian, seperti memasak di dalam tenda. Demikian juga tidur dengan sarana apa adanya.
Rusdin dan Hamid mengaku sudah akrab dengan kondisi seperti ini. Mereka juga tidak tahu sampai kapan akan hidup di bawah tenda seadanya.
“Tidak ada tersisa semuanya sudah hanyut terbawa banjir, satupun tidak ada tersisa, ” cerita Rusdin sambil terbata-bata karena sakit stroke.
Sumarni yang juga hidup di tenda mengaku sedih mengenang kejadian banjirbandang itu. Tidak ada yang bisa diselamatkannya, semua hancur.
Saat hujan dan angin kencang beberapa hari ini, membuatnya trauma. Namun, tidak ada pilihan selain bertahan hidup ditenda. “Kami masih trauma pak, apalagi beratapkan terpal,” keluh Sumarni.
Mereka mengaku mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa sembako dan peralatan dapur. Namun, lebih dari itu mengharapkan agar realisasi rumah relokasi korban banjir segera diwujudkan, agar tidak terus hidup di bawah tenda. (BK32)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.