Bima, Bimakini.- Petani jagung meradang akibat merosotnya harga jagung saat ini. Kisaran harga baik di pengempul dan perusahaan anjlok hingga Rp 2.800 per kilo gram. Kondisi itu menjadi tantangan bagi petani di tengah musibah Covid – 19.
Salah satu petani asal Desa Tambe, Kecamatan Bolo, Asikin mengatakan, anjloknya harga jagung tersebut peran pemerintah sangat dibutuhkan. Untuk meminimalisir tingkat kerugian dialami petani. “Harga jagung memprihatinkan, petani butuh perhatian pemerintah,” ujart Asikin, Ahad malam (3/5).
Kata dia, pemerintah tidak boleh tutup mata atas anjloknya harga jagung, mestinya mereka turun tangan seklaigus menjadi garda terdepan untuk kesejahteraan petani. “Pemerintah tidak boleh apatis karena petani jagung saat butuh kepedulian,” ungkapnya.
Warga Desa Rade Kecamatan Madapangga Agus senada dengan disampaikan Asikin, pemerintah selaku pemangku kekuasan terkesan apatis terhadap polemik yang tengah dihadapi oleh para petani jagung. “Pemerintah harus terlibat langsung dalam mengontrol dan mengawasi perputaran dan sirkulasi harga jagung,” harapnya.
Hal itu perlu dilakukan, supaya para petani tak mudah dikebiri terkait harga jagung. “Pemerintah tidak boleh membiarkan petani sengsara seperti ini. Lakukan terobosan sehingga petani tidak merugi,” jelasnya.
Dirinya juga meminta kepada legislator agar ambil bagian untuk membantu petani soal harga jagung. “DPRD jangan diam, tunjukan sikap tepat sehingga petani tidak sengsara. Paling tidak kedepan ada BUMD yang berperan untuk meminimalisir kondisi seperti ini,” tutupnya. (KAR)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.