Bima, Bimakini.- Tim dokter dari Polda NTB dibantu dokter RSU Mataram telah mengotopsi jasad Siti Asmah, dan tidak ditemukan tanda kekerasan dalam organ tubuh korban yang dicurigai meninggal tidak wajar itu.
“Bagian organ dalam tubuh korban tidak ditemukan tanda kekerasan. Walau demikian, proses penyelidikan masih dilanjutkan,” kata Kasat Reskrim Polres Dompu, AKP Daniel Partogis Simangunsong, SIK, di aula Kantor Desa Ndano Kecamatan Madapangga, baru-baru ini.
Pihaknya akan mencari fakta atau bukti lain yang akan dipadukan dengan rangkaian proses penyelidikan awal, seperti hasil olah TKP maupun hasil otopsi.
Dia menjelaskan, Tim dokter yang mengotopsi dari Bidang Dokkes Polda NTB dua orang, ditambah satu dokter forensik dari RSU Mataram.
“Tidak ada bagian organ tubuh korban yang dibawa tim forensik, karena sudah diperiksa di TKP,” jelasnya.
Dia mengatakan, bagian luar tubuh korban terjadi Post Mortem, yakni banyak terjadi perubahan kulit setelah kematian.
“Kasus ini tetap menjadi atensi. Namun, untuk mengungkap sebuah kasus tidak semudah membalikkan telapak tangan,” ucapnya.
Dia berharap, keluarga korban dan masyarakat Desa Ndano bersabar dan menyerahkan penanganan pada Kepolisian.
Keluarga korban, Mulyadin, mengatakan kasat mata banyak terlihat tanda kekerasan pada bagian luar tubuh korban.
Hal itu, tegas dia, menjadi indikator munculnya kecurigaan pihak keluarga kematian Siti Asmah diduga tidak wajar.
“Kecurigaan awal pihak keluarga muncul lantaran banyaknya tanda kekerasan pada bagian luar tubuh korban. Hal tersebut yang menginspirasi hingga diotopsi,” tegasnya.
Terkait hasil otopsi, pihaknya menerima hal itu. Namun, masih bersifat sementara sebagaimana disampaikan pihak Kepolisian.
Dia berharap, pihak Kepolisian menjadikan atensi kasus itu untuk mengusut tuntas, sehingga supremasi hukum ditegakkan.
“Masalah ini kita serahkan ke pihak penegak hukum. Hanya saja, kita minta diusut tuntas,” harapnya. (YAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.