Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Kemenangan Batin

Ramadan 1433 Hijriyah tinggal menghitung hari. Umat Islam akan menjalani pengemblengan diri selama sebulan. Seperti biasa, geliat Ramadan selalu ramai dengan berbagai dinamikanya. Seperti harapan umat Islam sebelumnya, momentum Ramadan menjadi arena untuk meningkatkan kualitas ibadah untuk mencapai derajat taqwa.

Menjelang Ramadan, kita dikejutkan oleh setidaknya tiga kejadian yang bisa dijadikan ibrah agar lebih mawas diri. Pertama, kasus protes disertai pengancaman oleh keluarga qariah saat pembagian hadiah sepeda motor di arena MTQ Kota Bima. Hentakannya terasa menyengat, karena kejadian seperti itulah yang kerap diingatkan dihindari dan tidak muncul. Kedua, aksi dua remaja di pelabuhan Bima yang diidentifikasi mengincar dua sepeda motor milik warga. Agresivitas yang  meresahkan dan sinyal bahwa kasus pencurian kendaraan bermotor masih marak. Ketiga, eskalasi anarkisme yang diumbar kelompok pendukung calon kepala desa di Lewintana Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima yang kalah saat pemilihan. Anarkisme model lama yang kini kambuh lagi: kehilangan kontrol diri karena realitas yang dihadapi. Akibatnya, kantor desa setempat diobrak-abrik.

Ketiga kasus itu patut disesalkan. Menjelang dan saat melintasi detik-detik Ramadan, faktor pengendaliam diri penting diterapkan untuk memastikan bahwa nafsu dalam diri mampu diredam. Sekaligus  sebagai sinyal ‘kemenangan batin’ menuju arena ber-Ramadan. Jika tiga kejadian itu melebar pada lokasi lain dan dalam level yang kian menjadi-jadi, maka konfigurasi tantangan ber-Ramadan akan semakin berat. Ramadan menghendaki penyerahan diri secara total, sehingga dibutuhkan level pendalaman dan pengekangan nafsu dalam kualitas tinggi. Jika Ramadan bergulir dalam runitas menjemukan, maka intisari ibadah itu tidak akan kita raih dan ujung durasi waktu umat islam tidak akan meraih kemenangan apapun.

Sejatinya, sambil menyiapkan diri menghadapi Ramadan ini, maka kita mesti meraih kemenangan lebih dahulu, yakni ‘kemenanan batin’. Dalam  pengertian, umat Islam siap “bertempur” di arena Ramadan sebagai bekal untuk menjalani lintasan waktu sebelas bulan kemudian. Nah, seiring dinamika kehidupan sosial di sekitar kita, godaan terhadap persiapan itu akan selalu muncul.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Nah, bagaimana kondisi pertahanan batin kita saat ini? Mari menyiapkan diri. (*)          

 

 

 

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Politik

Bima, Bimakini.com.- Simpatisan dan pendukung Pasangan Calon (Paslon) Syafrudin- Masykur (Syukur) di RT 11 Kampung Sigi Desa Rato Kecamatan Bolo larut  dalam doa untuk...