Connect with us

Ketik yang Anda cari

Pemerintahan

Farhan: Pemimpin Ibarat Penggembala Kambing

Foto Ady

Foto Ady

 

Kota Bima, Bimakini.-Pemimpin dan rakyat yang dipimpin itu ibarat penggembala kambing, mesti mampu mengatur semua ternak gembalaan. Apabila kambing tidak diperhatikan, maka akan membangkang dan memakan apa saja yang bisa dimakannya serta tidak mematuhi perintah penggembala. 

Perumpamaan  itu disampaikan Farhan Bil Islam,S.Ag, saat menyampaikan Tausiyah Pemilukada Damai yang digelar Gerakan Masyarakat Pemilih Cerdas (Gema PIS) Bima di Losmen Komodo, Senin (22/4) malam. 

Katanya, apabila pemimpin tidak memerhatikan kesejahteraan rakyat yang dipimpinnya, maka nasibnya akan sama seperti penggelamba kambing karena rakyatnya akan bertindak sesuka hati dan tidak mematuhi  perintah pemimpin. 

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Kalau tidak ingin rakyat yang dipimpin bertindak sesuka hati maka pemimpin harus cerdas dalam dalam mengemban amanah tersebut,” ingat Muballigh muda ini. 

Kecerdasan dalam memimpin, terangnya, telah dicontohkan oleh banyak tokoh dalam Islam diantaranya seperti Zaid Bin Tsabit. Dalam suatu riwayat, Zaid merupakan panglima perang pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib yang memimpin 4 ribu pasukan Islam ketika melawan 250 ribu pasukan Romawi. 
Meski kala itu, jumlah pasukan Islam kalah banyak,  tetapi Zaid yang dikenal piawai memimpin perang tidak gentar melawan. Namun, di tengah perang sedang berkecamuk, pada saat bersamaan Zaid menerima surat dari Khalifah berisi pemberhentiannya sebagai panglima perang dan digantikan oleh prajuritnya.

Ketika itu, papar Farhan, bendera perang masih kukuh dipegang Zaid tanpa terpengaruh dengan surat yang diterima. Amanah sebagai panglima dilaksanakan Zaid penuh tanggungjawab dengan strategi perang yang cerdas hingga mengalahkan 250 ribu pasukan Romawi. Usai menjalankan tugas berat, perintah penggantian dirinya sebagai panglima pun dipatuhinya sebagai bentuk ketaatan terhadap pemimpin.

Dalam kondisi seperti itu, Zaid tidak pernah membangkang dan ikhlas menyerahkan tampuk kepemimpinannya sebagai panglima dan setelah itu kembali menjadi prajurit biasa. Kisah Zaid itu, ingat Farhan, setidaknya memberikan pesan kepada pemimpin saat ini agar selain cerdas, modal utama yang mesti dimiliki yakni keikhlasan.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Sikap ikhlas itu merupakan barometer keimanan seorang muslim sehingga banyak ayat menyandingkannya dengan kata agama. Artinya bahwa kekuasaan itu milik Allah sekali waktu pasti akan dicabut sehingga menjadi pemimpin itu mesti didasari sikap ikhlas agar tidak ada yang tersakiti dan merasa disakiti,” ingatnya. (BE.20)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait