Connect with us

Ketik yang Anda cari

Pemerintahan

Paradigma Tentang Konservasi Perlu Diluruskaan

Bima, Bimakini.com.-                Banyak pihak yang memandang konservasi sebagai bentuk protektif. Padahal merupakan upaya mendata dan mengatur sehingga sumber daya alam bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan termasuk untuk menopang kehidupan generasi mendatang. Hal tersebut mengemuka dalam  workshop konservasi kelautan (Maritime Conservancy) Lasser Sunda, 14-18 Januari di hotel Swiss Belinn Kristal Kupang Nusa Tenggaara Timur. Kegiatan tersebut diikuti 17 jurnalis dan editor dari Jakarta, Bali dan Nusa Tenggara.

                Kegiatan yang dilaksanakan The Society of Indonesia Enviromental Journalist (SIEJ) dan The Nature Conservancy (TNC) bertujuan meningkatkan kapasitas jurnalis terhadp perilakku jurnalistik dan isu-isu lingkungan, termasuk konservasi laut sehingga tercipta pelaporan atau berita informasi yang lebih baik.

                Wakil Gubernur Provinsi NTT, Drs Drs Benny Alexander Litelnoni, mengatakan, dalam benak banyak orang, konservasi identik sebagai bentuk proteksi. Hal itu perlu diluruskan oleh semua pihak, termasuk wartawan juga memiliki tanggungjawab dalam menyampaikan informasi secara tepat sehingga ada proses edukasi bagi masyarakat. “Jadi saya sangat berterima kasih kepada rekan-rekan yang hadir. Semoga workshop ini berguna bukan saja diri sendiri tapi orang lain, bagaimana memberikan edukasi kepada masyarakat, tidak hanya masyarakat tetapi kepada pemerintah daerah dan pemerintah pusat, sehingga komunikasi konservasi terus menerus dilakukan. Jangan sampai salah pengertiaan konservasi,” katanya saat membuka workshop.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

                Dijelaskannya, konservasi merupakan kegiatan dalam memaastikan keberlangsungan dan keberlanjutan sumber daya alam sehingga juga bisa dinikmati generasi mendatang. Berkaitan dengan konservasi kelautan, Pemrov NTT sudah memulai itu sejak tahun 2010 lalu, setelah laut Sawu seluas 3,5 juta hektar ditetapkan sebagai kawasan konservasi. Untuk mendukung program tersebut, Pemrov setempat juga membantuk Dewan Koservasi Perairan Provinsi NTT. “Teman-teman media, mempunyai peran mengomunikasikan dengan baik, sehingga sumber daya yang melimpah terjaga hinggu untuk generasi,” ujarnya.

Country Director The Natural Consevancy (TNC) Indonesia, Rizal Algamarmengingatkan, sumber daya alam harus dijaga dengan baik apalagi untuk memenuhi kebutuhan dunia. Masyarakat harus bersyukur karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat kaya potensi alam. Keanekaragaman hayati (biodeversitas) Indonesia sangat tinggi. Bahkan bisa dikatakan nomor satu dunia dengan kombinasi laut terutama segi tiga terumbu karang (the coral triangle).

Dikatakan, saat ini pertumbuhann ekonomi Indonesia terus bergerak. Indonesia termasuk bagian dari negara G20,  dengan terus menunjukkan pertumbbuhan ekonommi  stabil stabil dan saat ini termasuk bagian dari  17 negara ekonomi terpesat di dunia. Namun tahun 2020 diproyeksikan  menjadi tujuh ekonomi besar di dunia. Saat ini tingkat masyarakat Indonesia yang bisa mengonsumsi  berbelanja dan bisa menikmati gaya hidup (life style) mereka saat ini hanya 45 juta penduduk. Namu  tahun 2020 akan mampu menembus 130 juta. “Itu pertumbuhan yang sangat baik untuk negara kita. Tapi kalau kita analisa lebih mendalam kebutuhan masyarakat yang terus meningkat lagi, maka sumber daya kita harus dikelola dengan baik, harus memiliki konteks keberlanjutan. Tidak bisa kita mewujudkaan itu tanpa konservasi, apalagi untuk memenuhi kebutuhan dunia, tidak akan cukup,” ujarnya

Rizal mengungkapkan, terlepas dari pertumbuhan ekonomi,  Indonesia  sebagai negara kepulauan sangat rentan terhadap  ancaman perubahan iklim.  Walaupun dari sisi pemerintah, komitmen pemerintah terhadap lingkungan sudah bagus. Hanya saja untuk mengubah komitmen menjadi sebuah susunan kebijakan bukan perkara mudah. Apalagi harus bersinergi dengan DPR. “Negara kepulauaan sangat rentan terhadap dampak dari perubahan iklim. Ini suatu hal yang akan terjaadi di saat masa mendatang. Kita harus ubah cara kita memenej sumber daya, paradigma untuk memikirkan pemaanfaatan sumber daya. Kita bisa mengubah dan membantuk sehingga memiliki ketahahaan ke depannya untuk masyarakat pesisir dan semua,” katanya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ditambahkannya, secara umum TNC merupakan salahsatu kekuatan konservasi global dan berkerja pada 30 negara. Memiliki sumber daya ilmuan 500 orang lebih. “Ke depan kita akan melakuaan riset-riset bersama  institusi di daerah. Kebutuhan-kebutuhan 50 tahun ke depan. Untuk memenuhi hasil dari sumber daya alam,” pungkasnya. (BE.17)

Bagikan berita

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait