Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Bibit Mati, Kelompok Budidaya Lele Kecewa

Bima, Bimakini.com,-Sejumlah kelompok budidaya lele kolam terpal di Kabupaten Bima,kecewa. Mengapa? Masalahnya,bibit yang mereka pelihara rata-rata mati setelah memasuki pekanketiga dan keempat. Hal tersebut diduga disebabkan serangan virus.

         Anggota kelompok budidaya lele Samaweki, Mulyadin,mengungkapkan hampir semua bibit lele yang  dipeliharanyarata-rata mati, meskipun awalnya tampak agresif menyantap makanan. “Cukup kecewa karena saya ini termasuk baru mencoba mengembangkan lele,” katanya di Soromandi, Minggu (17/8)lalu.

       Diakuinya,ribuan bibit itu diperoleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bima yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Kebetulan kelompok Samaweki komunitas Kampung Media Wadupa’a mendapatkan ribuan bibit.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Kalau dibilang tidak beri pakan, hampir setiap hari rutin kami beri. Selain palet saya beri telur hingga beberapa butir. Tapi,nggak tahunya kecewa, banyak yang mati,” ujarnya.

         Diaberharap saat mendatang DKP mengecek kelayakan bibit sebelum didistribusikan kepada kelompok budidaya. Jangan sampai bibit yang diberikan justru sudah terinfeksi virus.

“Saya tanya Kepala UPT Perikanan yang kebetulan dapat juga bantuan, ternyata juga masalah yang sama bibit lele rata-rata mati bukan lagi puluhan ekor tapi ratusan. Berarti bukan karena cara saya yang salah dalam budidaya,” ujarnya.

        Anggota kelompok budidaya lainnya, Abdul Hamid,mengungkapkan hal yang sama. Rata-rata lele yang diperoleh dari bantuan DKP, mati. Dari ribuan bibit yang diperoleh kini yang tersisa hanya puluhan ekor.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Saya tanya Kepala UPT Perikanan, ternyata mengalami hal yang sama. Bibit kali berbeda dengan yang kita peroleh beberapa tahun sebelumnya. Setelah kita klarifikasi beberapa pihak ternyata didatangkan dari pulau Lombok, kemungkinan sudah terkena virus,” ujarnya.

       Diungkapkannya, tidak hanya di Soromandi yang kecewa, sejumlah kelompok budidaya lele terpal di wilayah lain juga mengalami hal yang sama seperti di Kecamatan Woha. Saat mendatang Kantor Karantina diharapkan mengawasi ketat distribusi dan peredaran ternak termasuk bibit lele. Jangan sampai menjangkiti lele lokal.

“Kita sudah tahu kan lelenya berasal dari luar Bima, tentu ke depan harus ada pengawasan ketat dari Kantor Karantina. Jangan sampai virus berkembang baru ada tindakan,” harapnya.

        Diakuinya,sebelumnya sudah berkoordinasi dengan UPT Perikanan dan Penyuluh Swadaya. Bibit lele yang didistribusikan diduga kuat sudah terinfeksi virus.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Asumsi kita yang lain kemungkinan tidak cocok dengan kolam terpal, karena mungkin daerah asalnya cukup dingin, kemudian di-drop ke daerah panas seperti Bima sehingga tidak cocok. Kita harapkan Dinas selektif menentukan pihak ketiga jika memang ada pengadaan serupa dari DAK,” harapnya.

          Kepala Bidang Kawasan dan Infrastruktur DKP Kabupaten Bima, Ir Surayasti,yang coba dikonfirmasi tidak berada di tempat karena sedang ada kegiatan di Mataram. Demikian juga dengan Kepala SKPD setempat.

      Saat diwawancarai sebelumnya, Surayasti mengakui, bibit lele yang didistribusikan untuk kelompok budidaya bersumber dari DAK. Jumlahnya mencapai 70.000.  Ribuan bibit tersebut didistribusikan untuk kelompok budidaya sejumlah wilayah seperti Kecamatan Soromandi, Wawo, Woha, Langgudu, Madapangga, dan Sanggar. (BE26)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait