Kota Bima, Bimakini.com.- Pusat Studi Konflik Agama dan Budaya (PUSKAB) NTB dan Dewan Pengurus Daerah (DPD) KNPI Kota Bima, menggelar Diskusi Publik, Senin (27/10) di aula SMKN 3 Kota Bima. Kegiatan dengan tema “Refleksi Peringatan Hari Sumpah Pemuda: Reoreantasi Pemimpin Ormas Dan Pondok Pesantren Dalam Mereduksi Ancaman Radikalisme, Terorisme di Bima,” menghadirkan sejumlah narasumber.
Ketua Panitia Diskusi Publik, Mansyur, SSos, mengatakan pembicara dalam kegiatan ini, Ketua DPD KNPI Kota Bima, Dzul Amirulhaq, MUI Kota Bima, M Mutawali, MA, Akademisi, Alfin Syahrin, MSi, dan Kesbangpolinmas. Kegiatan ini sebagai momentum yang tepat untuk merefleksi peran pemuda dalam mengawal keutuhan bangsa. Menjadikan momentum Sumpah Pemuda sebagai upaya membagkitkan nilai-nilai kebangsaan.
“Melalui momentum hari sumpah pemuda, perlu upaya menagkal ancaman radikalisme teroris dan gerakan anarkis lainnya,” ujarnya, Sabtu (25/10).
Kegiatan ini juga, kata dia, bertujuan untuk membangun kesadaran bersama erhadap munculnya paham yang dapat mengancam keutuhan NKRI. Adanya kesadaran kolektif untuk dapat menangkal munculnya paham radikalisme terorisme dan paham ISIS.
Diraktur PUSKAB NTB, Muhammad Tahir, SAg, MPd mengatakan pemuda memiliki peran penting dalam dinamika sosial dan politik ditengah masyarakat. Termasuk peran pemuda dalam kemerdekaan, membangun persatuan menjaga keutuhan NKRI. Peringatan Hari Sumpah Pemuda setiap tahunnya pada 28 Oktober, menjadi titik refleksi memehami peran penting pemuda.
NKRI, kata Tahir, menjadi harga yang tidak bisa ditawar oleh Pemuda, apalagi dengan telah dikrarkannya Sumpah Pemuda. Setelah kemerdekaan RI 1945, masih terdapat ancaman terhadap kelompok yang mencoba mengganggu keutuhan NKRI. Baik oleh kelompok separatis, maupun kelompok terorisme.
“Pusat Studi Konflik Agama dan Budaya (PUSKAB) NTB bekerjasama dengan DPD KNPI Kota Bima, mencoba menggagas Dialog Memeringati Hari Sumpah Pemuda. Ada penilaian akan ancaman terhadap keutuhan NKRI,” ujarnya.
Ketua DPD KNPI Kota Bima, Dzul Amirulhaq mengatakan, kegiatan ini sebagai salah satu upaya refleksi mencermati fenomena kebangsaan. Berbagai persoalan muncul, termasuk ancaman keutuhan NKRI.
Di Bima juga muncul berbagai isu mengenai terorisme, ISIS dan konflik sosial yang dapat mengganggu stabilitas dan ketertiban. Penting menyikapi persoalan ini, salah satunya melalui momentum Peringatan Hari Sumpah Pemuda. (BE.25)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
