Dompu, Bimakini.- Peserta Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Sekolah Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri RI mengunjungi sekretariat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Kabupaten Dompu, Senin (19/09/2016). Kedatangan mereka disambut Ketua PWI Perwakilan Dompu, M Rifai SH dan anggota.
Peserta KKL Sespimmen Polri itu adalah Kompol Muh Saleh dan Kompol Hafid. Mereka ingin mendengar seperti apa tugas Kepolisian itu dalam persepsi Wartawan. Bagaimana hubungan Wartawan dan Polisi selama ini di Dompu. Selain itu, berbagai kondisi umum lainnya yang terjadi selama ini dan bagaimana penanganannya. “Semoga apa yang peroleh di sini akan bermanfaat untuk kami nanti,” ujar Kompol Hafid.
Mereka juga memertanyakan kebiasaan pemblokiran jalan yang dilakukan masyarakat Dompu. Apa yang melatarbelakangi kejadian itu dan apa solusinya. Selain itu, keduanya ingin mengetahui tentang peran media massa dalam membantu tugas Kepolisian, lalu bagaimana Polisi membantu tugas wartawan.
Mengapa hal-hal itu digali? Hafid mengaku agar ada bahan yang akan disampaikan bahwa setiap daerah berbeda karakter masyarakat dan penanganannya.
Kompol Muh Saleh mengaku kaget dan merupakan ilmu baru baginya tentang penggunaan obat Tramadol di Dompu. Padahal, obat itu biasa digunakan untuk mengobati nyeri dan saat pasien usai menjalani operasi. “Ini ilmu baru bagi saya,” ujar Saleh.
Ketua PWI Perwakilan Dompu, M Rifai, SH, secara rinci menjawab berbagai pertanyaan dari Saleh dan Hafid. Demikian juga dibantu beberapa anggota PWI.
Sekretaris PWI Dompu, Nasarullah, SSos, juga banyak menyampaikan tentang kondisi masyarakat Dompu, kondisi keamanan, politik dan perekonomian.
Berbagai penjelasan itu dicatat sebagai bahan bagi peserta Sespimmen angkatan ke-56 ini. Mereka berada di Dompu selama tiga hari bersama 13 anggota lainnya.
Kompol Hafid mengatakan era pesatnya kemajuan informatika sekarang ini, tentu saja membawa banyak dampak positif dan negatif. Tidak mengherankan berbagai informasi cepat sekali beredar dan diketahui publik.
Katanya, perkembangan informasi itu juga harus dibarengi filter agar tidak terjerumus. “Pengaruh FB, WhatsApp dan lain lainnya cukup memberikan dampak pada perilaku masyarakat,” katanya.
Dia berharap peran media yang akan memberikan informasi mencerahkan publik. Diakuinya berita media cetak, elektronik, dan online begitu cepat sampai pada masyarakat.
Pertemuan itu berlangsung dalam semangat kekeluargaan. Akhir pertemuan, mereka memberikan cinderamata baju kaos yang bertuliskan Sespimmen, juga bendera lima negara yang juga masuk anggotanya dididik di Sespimnen Polri angkatan ke-56. (BK24)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.