Bima, Bimakini.- Tujuh hari pascabanjir Rabu (21/12/2016), korban masih ada yang memilih untuk tinggal di rumah kerabat. Termasuk dua warga di di RT 09 RW 03 Kelurahan Lewirato Kota Bima yang rumahnya hanyut. Mereka berharap pemerintah membantu membangun baru.
Ramlah A. Majid warga Kelurahan Lewirato Kota Bima mengaku rumahnya dibantaran sungai sudah hanyut. Dia meninggalkan rumah hanya dengan pakaian di badan.
“Semuanya sudah tidak ada, saya hanya numpang sementara di rumah keluarga,” ujar janda yang ditinggal mati suaminya ini, Selasa (27/12/2016).
Kata dia, banjir bandang ini membuatnya menangis, karena tidak ada satupun yang bisa membantu. Pasalnya anaknya sedang kerja di luar daerah, sehingga hanya bisa menyelamatkan surat penting anaknya.
“Saya hanya mengigat ijazah kedua anak saya. Kalau yang lain tidak saya pedulikan, karena ini masa depan anak saya,” jelas perempuan 60 tahun ini.
Setelah bencana banjir ini, pihaknya numpang di rumah keluarga. Bantuan yang diterima pun masih terbatas. “Saya hanya mendapatkan bantuan nasi bungkus dan pakian layak pake saja, selebihnya tidak ada,” jelasnya.
Korban lainnya, Sumardin mengaku, banjir saat itu seperti tsunami. Datang secara tiba – tiba dari belakang rumah. Saat itu mengutamakan menyelamatkan istri dan kedua anaknya. “Uang serta perhiasan berupa emas dalam lemari tidak ada yang bisa diselamatkn dan tidak diketemukan lagi,” jelasnya.
Diakuinya, kini tinggal di rumah keluarga. Namun berharap ada bantuan dari pemerintah untuk pembangunan kembali rumah yang sudah hanyut. “Bantuan saat ini hanya nasi bungkus, air dan pakaian bekas aja,” ungkapnya. (BK34)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.