Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Penggalian Drainase Nanti Seperti Apa Kelanjutannya?

ilustrasi

Kota Bima, Bimakini.- Penggalian drainase  sepanjang jalan di Kota Bima pascabanjir bandang,  disorot arga. Mereka menilai tidak ada kejelasan dari pekerjaan itu,  apakah hanya digali saja lalu ditinggalkan. Atau ada pemasangan goron-gorong.

Masalahnya, sudah sepekan sejak penggalian drainase iytu dilakukan aktivitas warga terganggu, Warga kini harus memasang papan  agar dapat memasuki halaman rumah atau  gang-gang permukiman. Pada sisi lain, kejelasan kapan dipasang batu atau lainnya sampai saat ini tidak jelas dari pemerintah.

Seperti diutarakan Muhammad, warga  Kelurahan Monggonao. Dia menyorot pekerjaan penggalian drainase, karena sudah hampir satu pekan proyek drainase di depan rumahnya jalan Gajah Mada dibiarkan begitu saja tanpa ada kejelasan.

“Saya bingung proyek penggalian ini, apa hanya digali saja atau bagaimana, karena kita juga mau ada kejelasan supaya kita bisa buat beton untuk aktivitas masuk ke dalam rumah,” ujarnya.

Kata Muhammad, kalau lama dibiarkan hanya dengan kondisi galian seperti ini sangat menggangu. Pemerintah harus menjelaskan pada warga agar mengetahuinya. Memang tujuannya mengatasi banjir karena masalah mampetnya drainase, tetapi semua pekerjaan  itu harus jelas. “Jangan karena mau atasi banjir, kemudian semua jalan digali membabi-buta,” sentilnya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Apalagi informasi didapatnya dari pengakuan pekerja galian drainase, proyek penggalian dan pemasangan gorong-gorong ditangani orang yang berbeda. Setelah penggalian selesai, pekerjaan dilanjutkan pemasangan gorong-gorong.

Kata dia, belum lagi masalah lain kini dialami warga. Penggalian drainase merusak pipa PDAM Bima dan imbasnya pada pelanggan. Distribusi air bersih tidak lagi mengalir rumah-rumah warga.  Dia menyorot, harus ada perencanaan yang jelas dari pemerintah agar proyek tidak mengorbankan banyak kepentingan publik.

Muhammad berharap agar ini segera menjadi perhatian serius Pemerintah Daerah sehingga tidak mengobarkan warga, apalagi pascabanjir. “Warga sudah susah kena banjir, sekarang jalan becek, drainase digali pipa PDAM rusak air bersih terganggu harus ada solusi secepatnya.” ujarnya.

Muhammad memberikan saran kepada pihak pelaksana proyek agar membuat pintu air dan menempatkan petugasnya pada beberapa titik tertentu. Apabila tidak dibuatkan pintu air, maka proyek itu percuma saja dibuat. Mengapa? Saat air meluap, maka material lumpur yang dibawa banjir akan kembali mengendap. (BK32)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait