Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Senpi Rakitan itu…

 

DOK: Inilah senjata api yang disita aparat dari warga Desa Laju Kecamatan Langgudu.

KETEGANGAN yang mewarnai upaya ratusan warga Desa Laju Kecamatan Langgudu yang hendak merangsek menuju Desa Tolouwi Kecamatan Monta Kabupaten Bima, baru saja berlalu. Ya, kita baru saja disuguhi situasi tegang yang dihalau 400 aparat Kepolisian Selasa sore lalu. Aksi yang merobohkan remaja Nofardiansah hingga akhirnya tidak bernyawa itu memiliki catatan lain yang tidak kalah menguatirkan. Bayangkan, ada sejumlah senjata api (Senpi) rakitan, senjata tajam, dan bom ikan yang disita dari warga Laju.

Penggunaan peralatan berbahaya itu merupakan gambaran yang kesekian kalinya dari konflik sosial ‘ala zaman perang kemerdekaan’ yang terjadi di Dana Mbojo. Agresivitas kelompok warga yang cepat bangkit, diiringi emosi sumbu pendek, dan penggunaan peralatan berbahaya merupakan fakta yang kerap muncul di depan mata kita. Harus dikatakan, sebagian dari masyarakat kita masih memiliki semangat buta heroisme kelompok, yang rela maju ke medan laga membawa senjata untuk menumpang saudaranya dari wilayah lain.

Jelas saja penggunaan Senpi rakitan oleh masyarakat sipil sangat berbahaya. Kerap ditemukan dalam kasus pencurian disertai kekerasan, pencurian kendaraan bermotor, dan konflik antarkampung.  Bahkan, digunakan untuk menyerang aparat keamanan. Selama ini, sudah sering terdengar para pelaku kriminal sigap menciderai calon korbannya jika ada perlawanan dan situasi mendesak. Kasus warga Laju yang merangsek menuju Tolouwi itu adalah warna terbaru dari kondisi daerah yang rawan konflik.

Kita mengharapkan keberadaan Senpi rakitan itu diusut lebih jauh untuk kepentingan daerah. Kita sudah dibandroli ‘Zona Merah’ sebagai wilayah rawan munculnya konflik berskala massa. Nah, potensi Senpi rakitan itu merupakan bahaya laten yang setiap saat bisa meledak dan mengacaukan dimensi Kamtibmas yang susah-payah diupayakan bersama. Tampaknya perlu razia masal dan simultan terhadap keberadaan Senpi rakitan ini. Tidak hanya di Laju dan Tolouwi, tetapi pada semua desa di Kabupaten Bima. Masalahnya, di tangan masyarakat sipil, kecenderungannya adalah digunakan untuk tujuan negatif.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Sekali lagi, soal Senpi itu secepatnya harus diatensi. Suatu potensi merusak yang berbahaya dan mesti segera diamputasi. Ke-RAMAH-an Bima hanya mimpi jika tanpa kesadaran masyarakat dan masih maraknya Senpi rakitan. Agresivitas liar disertai emosi sumbu pendek merupakan balutan bahaya di tengah kerja bersama mewujudkan kenyamanan hidup. (*)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait