Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Medan Ujian Kapolres

 

Kapolda NTB, Brigjen Firli, MSi saat serah terima jabatan kapolres Bima Kota dan Kabupaten Bima, Jumat.

DUA Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) di Bima ‘hijrah’ ke tempat lain. Bersamaan dengan momentum permulaan 1439 Hijriyah. Mereka  adalah AKBP M Eka Fathurrahman, SIK yang digantikan

AKBP Bagus Satrio Wibowo, SIK. Sosok AKBP Ahmad Nurman Ismail, SIK digantikan AKBP Ida Bagus Made Wiranata, SIK. Prosesi pelantikan terbilang tidak biasanya, karena dihelat di halaman kantor Pemkot Bima, dari sebelumnya rutin di ruangan Mapolda NTB. Momentum langka itu diharapkan menjadi titik tonggak baru untuk meningkatkan profesionalisme Polri.

Pelantikan saat awal Muharram (awal Hijriyah) dan dilakukan di areal terbuka secara bersamaan, bisa jadi tidak kebetulan semata. Tetapi, memiliki pesan lain yang hendak disampaikan kepada masyarakat luas. Mengikuti momentum Hijriyah, maka pergantian elit dua Polres ini diharapkan mampu menawarkan citarasa lain dari yang selama ini disuguhkan oleh pejabat sebelumnya. Bahkan, dari yang pernah dilakukan oleh Eka Fathurrahman sebagai putra Bima.

Jika mengikuti ‘pengalaman’ sebelumnya, selalu terjadi insiden yang menghangatkan suasana beberapa hari setelah Kapolres menjabat. Nah, kita berharap insiden kebetulan seperti itu tidak muncul lagi. Masyarakat harus menguatkan semangat kebersamaan dan saling menghargai. Menyelesaikan masalah dalam kondisi ‘kepala dingin’. Jangan mau tersandera status ‘Zona Merah’.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Bagaimana dengan pelantikan di areal terbuka? Ya, itu merupakan terobosan bagus agar kehadiran awal sosok Kapolres tidak hanya disaksikan internal Polda NTB, tetapi berbagai komponen masyarakat  tempat mereka mengabdi. Apalagi, di dalamnya ada sumpah dan janji untuk memenuhi amanah tugas semaksimal mungkin. Semoga saja semangat dibalik prosesi awal Hijriyah dan tempat terbuka seperti itu menyatu dalam komitmen dua Kapolres bersama jajarannya untuk menyuguhkan yang terbaik dalam pelayanan masyarakat.

Ada satu sinyal lain yang dikemukakan  Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi RI, Dr H Anwar Usman, SH, MH. Siapa saja  pejabat yang teruji dalam medan pengabdiannya di Dana Mboko, maka lesatan kariernya tinggal menunggu detik waktu. Mungkin maksudnya begini, tantangan tugas di Dana Mbojo sangat tinggi, menguras energi dan pikiran, meniscayakan kesolidan dan komunikasi intensif. Masalahnya, berhadapan dengan dinamika masyarakat dan letupan-letupan sosial yang beresonansi luas. Oleh karena itu, pada kesempatan pertama, Kapolres harus segera beradaptasi, sigap, dan tegas menyikapi dinamika sosial Mbojo. Jika gambaran medan ujian itu terlewati, maka sudah punya kredit pengalaman saat bertugas di wilayah lain dan bisa menyelesaikannya.

Akhirnya, selamat jalan Pak Ahmad dan Pak Eka. Semoga secuil pengalaman di Dana Mbojo akan berkontribusi besar bagi kelancaran tugas di tempat lain. Selamat bertugas kepada Pak Bagus Satrio dan Pak Ida Bagus. Semoga rentang pengabdian ke depan mampu memberi warna baru dalam pelayanan masyarakat. Mengelaborasi semangat pengabdian hingga batas terjauh. (*)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait