Bima, Bimakini.- Bencana alam kembali melanda wilayah Kabupaten Bima, kali ini enam desa di Kecamatan Palibelo terendam banjir, Rabu (15/11). Air bah kiriman tanggul jebol itu menggenangi areal pesawahan setinggi perut orang dewasa.
Hujan deras mengguyur wilayah Kabupaten Bima sejak siang hingga sore. Tanggul di Desa Ntonggu Kecamatan Palibelo pertama kali jebol. Tidak lama kemudian, menyusul tanggul di Desa Teke.
Meski tergolong besar, namun banjir kali ini tidak menggenangi permukiman warga. Air deras hanya melintas di areal pesawahan pada enam desa tersebut.
Kepala Desa Teke, Hidayat, membenarkan banjir merendam enam desa di Kecamatan Palibelo. “Tanggul jebol pertama kali di Desa Ntonggu, tidak lama kemudian disusul tanggul di Desa Teke,” ucapnya dihubungi, Rabu.
Dia menyebutkan, air kiriman dari arah Desa Ntonggu mengalir deras melintasi areal pertanian. Tanggul di Desa Teke menjadi sasaran dan tidak mampu menahan, sehingga menyebabkan tanggul jebol.
“Air meluap di areal pesawahan. Beruntung, saat ini belum ada tanaman, sehingga kerugian petani ditaksir minim,” ucapnya.
Lahan terparah di Desa Teke yang terendam banjir, sambungnya, seperti di So Hope, So La Mica, So La Satu, So Tandi’i Bendera, dan So Lewi II.
Desa Teke, areal pertanian terparah akibat banjir kali ini. Kata Hidayat, di areal pesawahan terendam hingga perut orang dewasa.
Camat Palibelo, Drs Zainuddin, MM, mengatakan tidak ada korban musibah bencana alam tersebut. “Hingga malam ini (kemarin) air sudah surut,” ucapnya dihubungi, Rabu malam.
Dia mengatakan, hujan deras mengguyur Kecamatan palibelo sejak siang hingga sore hari. Air dari kiriman tanggul jebol di Desa Ntonggu tidak mampu ditampung tanggul di Desa Teke.
Banjir tersebut merendam areal pertanian warga di enam desa, yakni Desa Teke, Ragi, Tonggo Risa, Ntonggu, Tonggo Ndoa dan Bre. “Ada 15 tanggul di Desa Teke yang jebol. Kerugian diperkirakan 50 juta,” sebutnya. (MAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.